Part 20

1039 Kata
Dentuman musik yang cukup keras mengawali pameran kali ini, Semua desain pakaian pria karya mahasiswi jurusan fashion saat ini telah di peragakan di atas panggung, terlihat seorang pria yang berjalan di atas cat walk dengan penuh percaya diri sehingga mendapatkan teriakan yang cukup keras dari semua para penonton, Untungnya Jaden pandai dalam menguasai panggung sehingga ia tidak terlihat kaku saat berada di atas sana.   " Tampan sekali, Kamu dapat di mana model seperti itu.? " Tanya teman kelas Jennie ketika para model busana buatan mereka telah berdiri di atas panggung.   " Iya loh Jen, Siapa sih dia.? "   " Kamu nggak mau kenalin dia ke kita.?"   " Kalian berisik banget deh, Jangan menanyakan soal model itu lagi sama Jennie, Asal kalian tahu kalau pria itu adalah pacarnya Jennie.!! " Terang Edith seketika membuat mereka kecewa.   Jennie hanya tertawa kecil melihat reaksi mereka setelah mengetahui fakta bahwa Jaden adalah pacar Jennie, Setelah mereka tidak menganggu Jennie lagi Edith pun langsung menatapnya serius.   " Kau harus jelaskan padaku dari awal hingga akhir kalian jadian, Aku tidak terima ya kalau aku tidak diberitahu apapun secara aku yang memberikan nomor Jaden padamu. "   " Iya.. Iya.., Nanti aku cerita. " jawab Jennie sambil merangkul sahabatnya itu.   Penutupan sekaligus pengumuman nilai tertinggi segera di umumkan, Dari panggung Jaden melirik Jennie yang juga ikut meliriknya, Seperti memberikan telepati pada Jennie untuk semangat sehingga gadis itu langsung semangat menunggu pengumuman, Ia berharap dirinya kembali mendapat nilai terbaik semester kali ini.   " Yang mendapat nilai tertinggi adalah Sandra Sutherland dari kelas B3 dengan nilai 100, Hal ini di nilai dari hasil proyek dan tentunya model yang di pakai untuk memperagakan busana tersebut. " Ucap dosen tata busana barusan.   " Apa-apaan ini, Dia bahkan tidak membawa modelnya bagaimana mungkin dia yang menjadi juara.? "   " Padahal Jennie bisa berkesempatan mendapat posisi pertama itu, Bahkan model yang di bawanya sangatlah tampan. "   Banyak orang-orang yang tidak setuju dengan hasil keputusan yang barusan di umumkan, Sementara itu Jennie hanya dapat menunduk pasrah dengan apa yang di peroleh nya, Yang terpenting ia sudah berusaha dan karya nya pun banyak mendapatkan pujian dar para dosen yang lain.   " Tunggu dulu !!! " Sahut seseorang yang membuat semua mata tertuju padanya.   " Maaf Mrs Lindsey, Ada kekeliruan di sini, Mahasiswi yang bernama Sandra bahkan tidak membawa modelnya kenapa dia bisa mendapat nilai tertinggi.? " Lanjut mahasiswi yang lain.   " Oh maaf karena tidak memperjelas nya, Sandra memang tidak membawa modelnya ke tempat ini di karenakan sang model sedang sakit, Untuk itu dia menyiapkan video saat pemotretan yang di mana kami sepakat untuk menunjuk Sandra sebagai mahasiswi dengan nilai terbaik. "   Pada layar yang telah terpasang sebuah tayangan video mulai di perlihatkan, Semua mata tertuju pada layar dengan rasa penasaran seperti apa rupa dari model yang di pakai Sandra sehingga nilainya bisa mengalahkan Jennie.   Setelah melihat rekaman yang ada di layar, Kini semua mata kembali tertuju pada Jennie, Gadis itu nampak bingung melihat semua orang menatapnya karena sebelumnya ia tidak melihat layar, dan saat Jennie melihatnya ia langsung terkejut bukan main.   " Wah ku pikir kau akan menang jika yang kau pilih adalah Joshua." Ucap Edith dengan wajah melongo nya.   Jennie tidak peduli dengan omongan orang tentang pilihannya yang terpikir saat ini adalah Jaden, pria itu pasti merasa sangat tidak enak mendengar bahwa Joshua adalah saudara Jennie dan kenapa bukan Joshua yang menjadi modelnya, Karena acara hari ini telah berakhir Jennie memutuskan untuk ke atas panggung dan menarik Jaden meninggalkan aula kesenian.                                                    ♔     Jennie dan Jaden tiba di ruang desain setelah dari Aula, namun Jaden menyuruh Jennie untuk tetap di dalam selagi dirinya keluar untuk mengambil sesuatu. Selagi Jaden pergi Jennie merasa tidak enak pada pria itu hingga ia bingung harus berbuat apa untuk mengembalikan rasa nyaman yang sebelumnya ada di antara mereka, Mengetahui hal ini juga membuat Jennie kesal pada Joshua yang tidak memberitahu nya apa-apa soal partisipasi nya dalam proyek desain mahasiswi fashion.   Dering ponsel milik Jennie membuat gadis itu bergeming dan segera menjawab panggilan dari Mama nya, Melihat mama nya menelpon berhasil membuat mood Jennie kembali stabil hingga saat menjawab telepon dari beliau ia terdengar sangat senang.   " Jennie, Apa kau bersama Joshua.? " Sahut Mamanya di seberang sana.   " Tidak, Aku sedang di kampus. " Jawabnya lirih.   Soal kecelakaan yang di alami oleh Joshua, Jennie tidak ingin kedua orang tuanya sampai tahu sehingga ia ingin merahasiakan hal ini dari mereka.   " Di ulang tahun kalian nanti sepertinya mama dan papa belum bisa datang,  Tapi kami akan datang setelah kami punya waktu luang, Kamu dan Joshua tidak apa-apa kan.? "   Jennie terdiam sejenak, Ia bahkan tak ingat kalau besok adalah ulang tahunnya dan Joshua kalau bukan Mama nya yang memberitahu.   " Tidak apa-apa mah, Lagi pula kami sudah besar jangan menganggap aku dan Joshua seperti anak kecil lagi. "   " Mama senang mendengar nya, Kalian tidak perlu risau karena mama dan papa sudah mengirimkan uang untuk kalian membuat pesta, Kamu dan Jo bisa ajak teman kampus kalian untuk berpesta. "   " Alih-alih pesta, Aku punya satu permintaan ma.., Tolong beritahu papa sekalian yah. "   Jennie mulai menyebutkan permintaanya pada Risa dengan penuh harap kedua orang tuanya dapat mengabulkan permintaan sederhana namun berarti tersebut, Begitu dia dan Risa selesai menelpon, Jaden pun kembali dengan dua gelas kopi di tangannya yang di berikan untuk Jennie yang rasa cappucino lengkap wipe cream.   " Terima kasih. " Ujar Risa tersenyum senang.   " Pria yang ada di layar, Jadi dia adalah saudara kembar mu? " Tanya Jaden tiba-tiba.   Jennie menganggukkan kepalanya dengan pelan dan tak berani menatap wajah Jaden.   " Maafkan aku karena tidak bisa membuatmu mendapatkan nilai tertinggi." Lanjut Jaden.   " Jangan bicara sembarangan, Aku tetap mendapat nilai tinggi kedua, Lagi pula aku sudah bosan mendapatkan peringkat satu berturut-turut tidak ada salahnya mendapat peringkat dua sekali-kali. "   " Besok kau ada waktu kosong nggak.? " Tanya Jennie.   " Memangnya kenapa.? " Tanya Jaden penasaran.   " Besok aku ulang tahun, Aku ingin kita pergi kencan. "   " Tentu saja aku mau. " Jawab Jaden penuh semangat.   Jennie loncat dari kursinya dan menghampiri Jaden yang duduk di atas meja, Ia mengecup mesra pipi Jaden sekita tiga detik kemudian menatap kedua bola mata Jaden yang berwana biru, Senyuman manis terukir di bibir Jaden dan memeluk Jennie dengan penuh kelembutan.              
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN