“Angel …!” teriak Marchel sembari menengadah dan buru-buru membekap mulut Slamet. “Ya ampun … napas sama mulutnya enggak kalah busuk. Yah … kenapa busuk semua!” batin Marchel mulai merasa frustrasi. Marchel menatap bentangan langit yang terlampau cerah. Berbanding terbalik dengan kenyataannya yang merasa sangat teraniaya lantaran ia justru menempati tubuh pria yang bahkan langsung membuatnya mual, pusing, dan berakhir dengan muntah-muntah. Marchel tak sanggup menghirup aroma tubuh Slamet. “Aku harus mandi agar bau bangkenya hilang! Marchel segera mengguyur tubuh Slamet menggunakan air yang kebetulan memenuhi ember di hadapannya dan jumlahnya ada enam ember. “Nih orang enggak pernah mandi apa gimana, sih? Bisa-bisanya bau bangke begini? Lagi pula, memangnya hidungnya kesumbat apa gimana