Bab 5

1074 Kata
Aku masih terdiam. Cuma bisa melihat rudal ku mulai “ditelan" sedikit demi sedikit oleh celah kemaluan ibu tiri ku. "Kamu sudah pernah menyetubuhi perempuan? tanya Mama setelah rudal ku lebih dari separohnya membenam ke dalam kemaluannya. "Belum pernah Mam... "Sama sekali belum pernah?" "Belum... berani sumpah, belum pernah Mam... « "Berarti sekarang ini untuk pertama kalinya yap" "Iiii... iya Mam... Mama tersenyum, lalu mengayun pinggulnya naik turun, seperti joki yang sedang memacu kudanya. Lubang kemaluan Mama pun terasa menggesek-gesek rudal ku. Dan ini membuat ku terpejam-pejam, dalam nikmat yang sulit dilukiskan dengan kata-kata. Tapi hanya belasan menit Mama beraksi dalam posisi WOT. Lalu Mama menggulingkan badannya ke samping ku, jadi menelentang dengan kedua paha dikangkangkan. "Kalau mama main di atas, suka cepet orgasme. Lanjutkan posisi biasa aja Sam," kata Mama sambil mengelus-elus k*********a yang semakin jelas di mata ku. Kemaluan Mama berjembut tapi tipis dan jarang sekali, tidak menghalangi pandangan pada bentuk kemaluannya yang indah... lumayan tembem dan agak ternganga. Meski belum jadi lelaki yang berpengalaman dalam soal s*x, aku tahu apa yang harus ku lakukan. Berkat macam-macam pengetahuan s*x yang pernah kupelajari selama ini, termasuk dari koleksi bokep. Namun ketika aku meletakkan puncak rudal ku di celah k*********a yang ternganga itu, Mama pun membantu ku. Memegangi leher rudal ku, lalu mencolek-colekkan moncongnya ke ambang pintu kenikmatannya yang sudah basah dan licin. Kemudian Mama memberi isyarat agar aku mendorong rudal ku. Aku pun mengikuti isyarat Mama itu. Kudesakkan rudal ku sekuatnya. Dan... mulai melesak masuk ke dalam lubang kemaluan ibu tiri ku. "Oooh... sudah masuk, Sam... “ ucap Mama sambil merangkul leher ku ke dalam pelukannya. Dan rudal ku terasa semakin membenam ke dalam lubang kemaluan Mama. Gila! Terasa benar enaknya rudal ku bergesekan dengan lubang kemaluan Mama yang begini hangat dan licinnya. Sementara Mama pun memagut bibir ku, lalu melumatnya dengan hangatnya. Sejenak Mama lepaskan lumatannya, karena mau bicara sambil menepuk p****t ku, "Ayo genjotin.. jangan direndem gini.. "Iii... iya Mam. Kalau salah benerin ya," sahut ku sambil menarik rudal ku perlahan, lalu mendorongnya kembali... menariknya lagi dan mendesakkannya lagi. Dan ini... luar biasa enaknya... ! Enak yang membuat napas ku tersendat-sendat dan berdengus-dengus, sementara Mama pun mulai berdesah-desah dengan dekapannya di pinggang ku yang terkadang bercampur dengan Sementara itu genjotan rudal ku pun makin lama makin lancar. Sehingga makin lupa jugalah aku pada segalanya. Aku sudah pernah merasakan syurnya menjilati kemaluan Mbak Ayu. Tapi apa yang sedang ku lakukan bersama ibu tiri ku ini, adalah pengalaman pertama kalinya bagi ku. Pertama kalinya merasakan nikmatnya rudal ku menyetubuhi lubang kemaluan perempuan. "Mama... aaaah... ini enak sekali Mam.. aaaah.... me... kue apem Mama enak sekali Maaaa.ucap ku tersendat. Mama pun menyahut terengah,"°Oooooh.... batang rudal kamu juga... eee... enak sekali, Sam. Agak cepatin dikit nggenjotnya Saaam... iyaaaaa .. iyaaaaa.... mmmm... mama bakal lebih sayang lagi padamu Saaam...." Aku sudah sering nonton bokep. Sehingga hanya butuh waktu beberapa detik saja maka aku pun merasa sudah mulai "pandai" melakukan persetubuhan dengan ibu tiri ku ini. Dan ternyata nggenjot Mama tiri ku ini luar biasa enaknya. Sementara Mama pun kelihatannya sangat enjoy dengan apa yang sedang ku lakukan ini. Berkali-kali leher ku direngkuh ke dalam pelukannya, lalu bibir ku pun dilumat dalam kehangatannya. Bahkan pada suatu saat Mama membisikiku, "Nanti kalau terasa udah mau lepas, lepasin aja di dalam kue apem mama ya... biar kebujanganmu menjadi milik mama." "Iya Mam... “ hanya itu jawabanku, karena aku semakin asyik merasakan nikmatnya gesekan-gesekan antara rudal ku dengan dinding lubang kemaluan ibu tiri ku yang cantik dan seksi ini. Ya... dari jarak yang sangat dekat ini aku bisa memperhatikan kecantikan Mama. Aku bahkan menilai Mama lebih cantik daripada anak-anaknya. Memang sepasang buah dada Mama tidak segede buah d**a Mbak Ayu. Tapi bokong Mama lebih gede kalau dibandingkan dengan b****g Mbak Ayu mau pun Mbak Ita. Dan yang jelas, sekujur tubuh ibu tiri ku ini sangat padat. Bahkan perutnya pun terasa masih kencang, seolah belum pernah melahirkan. Entah dengan cara apa Mama bisa merawat tubuhnya sampai sebegini bagus dan mulusnya. Yang aku tahu, Mama sangat rajin nge-gym. Hampir tiap pagi dia pergi nge-gym. Mungkin dia ingin agar tubuhnya tetap kencang, jangan ada Vang kendur meskisianva sudah kenala emnat Cukup lama aku menyetubuhi Mama. Sehingga keringat ku terasa mulai membersit dari pori-pori kulitku. Bahkan sebagian berjatuhan di wajah dan leher Mama. Tapi Mama tidak mempedulikannya. Bahkan pada suatu saat Mama berkelojotan sambil memeluk ku erat-erat. Lalu ia mengejang sambil meremas-remas bahu ku dengan kencangnya. "Saaaam.... oooooh.... mama udah le... lepasssssss.....* rintihnya sambil memejamkan matanya rapat-rapat. Lalu tubuh Mama terasa melemas. Matanya pun terbuka lagi, diiringi senyumnya yang tampak begitu sensual di mata ku. Aura kecantikannya pun terasa memancar, membuat ku tak ragu lagi untuk mencium bibir sensualnya. Kemudian aku lanjutkan lagi "perjalanan" birahi ku yang belum selesai ini. Kuayun dan kuayun terus batang kemaluan ku di dalam lubang kemaluan Mama yang terasa sudah sangat basah ini. Mama yang barusan tampak lemas dan letih, mendadak seperti dibangunkan lagi gairahnya. Bahkan dengan nada bersemangat ia membisiki telinga ku, "Nanti kita lepasin bareng-bareng ya... biar nikmat... " "Ca... caranya gi... gimana Mam?" tanya ku terengah, tanpa mengurangi kecepatan genjotan ku. "Nanti kalau mama mau lepas lagi, mama pasti kasih tahu... terus kamu percepat genjotannya secepat mungkin." "Iii... iya... duuuh.... me... kue apem Mama kok makin enak gini Mam?" "Iii... iya... duuuh....me... kue apem Mama kok makin enak gini Mam?" "Batang rudal kamu juga enak sekali, Sayang ," Mama merapatkan pipinya ke pipi ku sambil mengusap-usap rambut ku. Aku pun mulai mengayun rudal ku bermaju mundur di dalam lubang kemaluan Mama yang terasa mulai legit lagi. Tidak terlalu becek lagi. Gila... ini bener-bener enak ! Enak yang membuat napas ku berdengus-dengus. Sementara Mama pun tidak berdiam diri seperti tadi. Mama mulai menggoyang pinggulnya... berputar-putar dan meliuk-liuk seperti perahu oleng di tengah samudra. Mama seolah mengajak aku berpacu menuju puncak kenikmatan. Pinggulnya meliuk-liuk dan menghempas-hempas ke kasur, menciptakan gesekan-gesekan yang ;luar biasa enaknya di rudal ku. Aku pun semakin bersemangat untuk menggenjot rudal ku bermaju-mundur di dalam lubang kemaluan Mama yang terasa semakin legit ini. Aku pun semakin bersemangat untuk menggenjot rudal ku bermaju-mundur di dalam lubang kemaluan Mama yang terasa semakin legit ini. Keringat ku pun bercucuran kembali. Begitu pula Mama. d**a dan lehernya terasa sudah membasah. Namun hal itu justru membuat ku semakin b*******h untuk menyetubuhinya habis-habisan. Sampai pada suatu saat Mama berkata terengah. "Ayo percepat genjotannya Sam. Mama udah mau lepas lagi nih. Ooooh... oo0oh... iyaaaaa... percepat lagi.. iyaaaaa.... . * ^^^
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN