Bab 1

1074 Kata
LOKASI, KARAKTER, PERUSAHAAN DAN KEJADIAN DALAM CERITA INI ADALAH FIKSI   Romance comedy dengan konflik ringan. Jika kamu mencari cerita santai yang bikin ketawa, mungkin kamu akan suka. Namun, jika kamu sedang mencari genre dan konflik berat yang memaksa berpikir keras … saya rasa kamu tidak akan menemukannya dalam cerita ini. Ah iya, pastikan usiamu cukup ya. Jika masih di bawah umur, bacanya nanti aja kalau udah cukup umurnya :)   Selamat membaca, selamat kerasukan….  ******************  Orang mungkin berpikir, Clara Selviana sangatlah beruntung karena menjadi pacar sekaligus calon istri dari Benny Diantoro, aktor film berusia 28 tahun yang sangat terkenal. Boleh dibilang, Benny adalah selebriti papan atas. Kariernya mulai meroket semenjak ia bermain film genre romatis komedi dua tahun lalu. Ya, sejak saat itu Benny mulai naik daun. Sebagian besar kaum hawa menyukainya, dari remaja hingga dewasa. Selain itu, image Benny sangatlah bagus. Benny juga tidak pernah terlibat skandal atau gosip miring. Pokoknya, semua hal yang baik-baik selalu melekat padanya. Tidak heran kalau orang-orang menganggap betapa beruntungnya Clara menjadi calon istri Benny. Padahal sebenarnya Clara sudah lebih dulu mengenal Benny jauh sebelum pria itu terkenal. Bagi Clara, menjadi kekasih Benny tidak sepenuhnya mudah. Terlepas dari para fans yang mendukung kisah cinta mereka, ternyata di luar sana cukup banyak yang menilai Clara tidak pantas bersanding bersama Benny. Tak jarang Clara mendapatkan direct message atau komentar buruk di akun i********:-nya. Awalnya mungkin terasa menjengkelkan, tapi lama kelamaan Clara mulai terbiasa dan masa bodoh terhadap hal itu. Terserah orang mau berkata apa, yang penting hubungannya dengan Benny baik-baik saja. Hal itu jugalah yang membuat tahun lalu Benny terpaksa membuat pengumuman putusnya mereka berdua. Ya, tentu saja itu adalah putus palsu karena nyatanya sampai hari ini mereka masih berpacaran. Pengumuman putus itu demi menghentikan komentar-komentar buruk pada media sosial Clara, dan Clara setuju dengan apa yang Benny lakukan. Bukankah itu untuk kebaikan mereka berdua? Jadi, biarlah semua orang menganggap mereka telah putus. Bahkan, tak jarang Benny digosipkan menjalin hubungan dengan sesama selebritas. Saat ini Clara membawa dua paperbag besar di tangan kanan dan kirinya. Ia akan menyiapkan kejutan sederhana untuk ulang tahun Benny yang akan dirayakan berdua besok. Hanya berdua. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Clara dan Benny sepakat merayakan di apartemen mereka. Selain karena lebih terjaga privasinya dibandingkan restoran atau tempat lain, mereka juga sudah lama tidak makan malam di apartemen sederhana yang mereka beli bersama-sama dulu saat Benny belum terkenal. Boleh dibilang, apartemen itu bagaikan tempat persembunyian Clara dan Benny karena mereka berdua tidak boleh terlihat bersama. Apartemen itu, mereka dulu membelinya secara patungan dengan uang masing-masing. Meskipun tempatnya tidak terlalu mewah, tapi bagi mereka sangat cukup untuk berdua. Dulu juga mereka sama-sama berjanji jika sudah menikah nanti, mereka akan tinggal di situ. Dulu, mereka sempat berada di masa-masa tersulit, susah dan senang bersama hingga sekarang Benny sudah sangat kaya. Selama beberapa saat, Clara menekan kode keamanan pintu masuk dan salah. Padahal Clara yakin ia sudah menekan angka yang benar. Clara pun mencoba lagi dan rupanya tetap salah. Mungkinkah Benny sudah mengganti password-nya? Jika iya, gagal sudah rencana Clara. Apalagi ia tidak memegang kunci daruratnya. Untuk berjaga-jaga, Clara mencoba menekan tanggal jadiannya dengan Benny, tetap salah. Lalu tanggal lahirnya, masih salah. Setelah itu, ia mencoba dengan tanggal lahir Benny. Benar, rupanya Benny mengganti dengan tanggal lahir pria itu. Clara berjanji akan menanyakannya, kenapa Benny mengganti kode masuk tapi tidak bilang-bilang padanya. Dengan penuh semangat, Clara pun masuk. Perasaannya mendadak jadi tidak enak saat melihat sepatu pria dan sepatu wanita berada di dekat pintu masuk. Tidak mungkin, kan, kalau Benny meminjamkan apartemen ini ke orang lain? Clara masih berusaha berpikir positif, tidak mungkin sepatu itu milik Benny dan sekarang pria itu sedang bersama wanita di dalam. Ya, tidak mungkin! Clara terus menyangkalnya. Ia memang sudah sangat jarang bertemu dan komunikasi dengan Benny, tapi itu bukanlah alasan untuk mencurigai kalau Benny berselingkuh, kan? Ketakutan Clara semakin terpampang saat ia melangkah semakin ke dalam. Kemeja, celana dan rok berserakan di lantai. Perasaan Clara mulai tak menentu saat menyadari kemeja itu adalah milik Benny. Bukti terlalu nyata untuk disangkal. Tujuh tahun hubungannya bagai di ujung tanduk. Clara tak henti-hentinya memikirkan segala kemungkinan terburuk. Paperbag yang ada di tangannya pun sudah ia letakkan sembarang. Pelan-pelan, Clara terus berjalan mendekati pintu kamar yang terbuka setengah. Ia masih tak berani untuk melihat langsung sehingga lebih memilih mendengarkan sejenak. Ia akhirnya berdiri di samping pintu kamar dan bersandar pada dinding. "Ben ... kamu udah mengganti password-nya, kan?" Suara seorang wanita membuat Clara memejamkan mata sambil menyandarkan punggung ke dinding. Suaranya sangat jelas. "Aku sudah menggantinya sebulan lalu, Sayang. Kenapa kamu terus-terusan bertanya hal ini?" "Maksudku, kamu harus menggantinya lagi, Ben. Tanggal lahir terlalu mudah, bagaimana kalau dia bisa menebaknya? Siapa yang tahu kalau dia tiba-tiba datang dan memasukkan angka secara random." "Ariana...." Wait ... Ariana? Clara benar-benar tidak menyangka. "Aku hanya takut pacar bodohmu tiba-tiba datang, Ben." "Tidak mungkin, Sayang. Kita bahkan nyaris setiap Minggu di sini ... lalu, apa Clara datang? Tidak, bukan?" balas Benny. "Aku rasa Clara tidak pernah ke sini mengingat dia tidak pernah membahas tentang password." "Sudahlah, untuk apa membahasnya padahal kita sudah sama-sama telanjang? Ah, aku sangat merindukan sentuhanmu, Ben." "Kamu yang duluan membahasnya, Sayang," balas Benny. Setelah itu, terdengar mereka tidak berbicara lagi. Namun, Clara bisa mendengar suara ciuman dan desahan. Hati Clara hancur, ia ingin menangis. Ia tidak menyangka tujuh tahun hubungannya dengan Benny akan berakhir seperti ini. Saat desahan itu semakin menjadi-jadi, Clara yang semakin jijik mulai mengeluarkan ponselnya di tas kecil yang dibawanya. Dengan tangan gemetar dan penuh keraguan, ia membuka fitur rekam video, lalu mengarahkannya ke arah kamar. Tentunya sangat pelan dan hati-hati, jangan sampai mereka yang sedang fokus bermesraan mendengarnya. Bahkan, selama beberapa menit Clara masih gemetar. Setelah memastikan foto dan videonya tersimpan. Clara kemudian bergegas pergi. Sebelum benar-benar keluar dari tempat itu, Clara mengambil pigura besar di ruang tamu. Pigura yang di dalamnya terdapat foto dirinya dengan Benny, tampak sangat bahagia. Sayang kini semuanya hancur dan tidak akan bisa diperbaiki lagi. Clara tidak masalah tentang statusnya dengan Benny yang pura-pura putus di hadapan media, ia juga tidak mempermasalahkan selama ini Benny selalu sibuk, hanya memiliki sedikit waktu untuknya, kencan yang selalu sembunyi-sembunyi, tidak bisa pergi ke tempat umum bersama secara terang-terangan ... sungguh, Clara tidak masalah. Namun, ia tidak memberikan toleransi terhadap perselingkuhan. Tanpa ragu, Clara membanting pigura itu hingga terdengar bunyi nyaring. Pecahannya pun langsung tercecer di lantai. Detik berikutnya, Clara langsung pergi sebelum Benny dan selingkuhannya keluar kamar.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN