Belum cukup kemarin tantangan bertubi-tubi hadir di hidupku, hari ini masih saja ada mimpi buruk yang menjadi nyata. Setelah melewati setengah hari berjibaku dengan tugas-tugas yang harus kuselesaikan sebelum berangkat ke expo, telepon dari resepsionis membuat kepalaku mendadak pening. Bagaimana mungkin Tante Linda datang begitu saja ke kantor? Bukankah aku sudah berjanji akan memberikan uang yang beliau minta? Tak mungkin aku mampu langsung mengirimkan uang itu hari ini. Paling tidak, aku harus menunggu hingga akhir bulan. Aku bergegas turun sebelum Tante Linda membuat keributan. Walaupun tak begitu dekat dengan beliau, dari cerita Mama yang kuingat, Tante Linda bukan orang yang sabar dan lembut. Gaya bicaranya yang blak-blakan –yang sudah kualami sendiri kemarin malam– dan sifatnya yan