Phoebe *** “Menurut Papi, sebaiknya Phoebe tinggal di sini.” Om Benny menatap pada Om Ryan dan Tante Melissa. “Kalian keberatan nggak? Kalau Phoebe tinggal di apartemen, terlalu riskan. Kita nggak bisa biarin dia tinggal sendiri.” “Aku setuju,” tegas Tante Melissa yang kemudian menatapku dengan begitu hangat. “Aku juga,” imbuh Ana. Perempuan yang duduk di sebelah bundanya itu mengerling padaku. Tante Dewi yang sejak tadi duduk di sampingku, memeluk bahuku lebih erat. “Phoebe, nggak perlu sungkan dan merasa sendiri. Kami semua di sini akan jadi keluarga yang melindungi kamu. Nggak akan ada lagi orang yang menyakiti dan meneror kamu. Kamu aman di sini.” Air mataku mengalir lagi, tidak ada habisnya, seperti sumur yang terus menyemburkan air setiap dikuras. Padahal sejak kemarin malam, r