TIGA PULUH EMPAT

1997 Kata

Ben *** Sepanjang hari ini Ben cukup sibuk. Selain memeriksa beberapa dokumen dan bertemu dengan beberapa kepala divisi, dia harus menghadapi Bu Shinta yang mengeluh tentang pengunduran diri salah satu karyawan yang berpotensi menjadi anak kesayangan beliau. Phoebe. “Gimana, Pak Ben? Saya ya nggak tega kalau menolak surat, dia sepertinya sudah yakin betul mau mundur walaupun ada penalti yang harus ditanggung. Tetapi, saya juga nggak rela kehilangan anak buah yang rajin dan cerdas seperti dia.” Ben harus menahan diri untuk tidak tersenyum lebar mendengar Phoebe dipuji sedemikian. “Lalu, apa yang akan Bu Shinta lakukan?” tanya Ben menjaga agar suaranya terdengar normal. Perempuan paruh baya itu menghela napas. “Ya, saya niatnya mau menahan dia sampai masa kerja satu tahun. Itu juga mas

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN