Bab 5 Kesepakatan

1260 Kata
"Apa maksud ucapanmu tadi?" Angel langsung mendorong Kriss ke dinding begitu mereka menjauh dari ruangan. "Ada apa dengan kata-katamu sebelumnya yang tidak mau menikah jika bukan dengan Rachel?" Kriss melirik ruang santai yang pintunya masih bisa terlihat di tempatnya berdiri dan berkata, "kau sungguh ingin membahasnya di sini?" Angel mengikuti arah pandang pria itu sejenak sebelum mendengus, kemudian tanpa mengatakan apa-apa, beranjak pergi. Dia hanya meminta Kriss mengikutinya dengan mata dan gerakan kepala. Angel membawa Kriss ke perpustakaan keluarga yang terletak tak begitu jauh dari ruang santai, namun ruangan itu cukup aman karena sengaja didesain kedap suara agar suara dari luar tidak mengganggu ketenangan siapapun yang sedang menghabiskan waktu di sana. Angel menghampiri sofa dan duduk. “Sekarang, jelaskan.” Matanya sangat serius. Kriss ikut duduk di depan gadis itu dan menghela napas pelan. “Kau dengar sendiri apa yang mereka katakan sebelum masuk kan?” Itu bukan sebuah pertanyaan yang perlu dijawab karena Kriss sendiri tahu jawabannya, jadi Angel tidak memberikan reaksi apa-apa. “Apa kau tidak berpikir terus menerus dipaksa kencan buta sangat merepotkan?” “Tentu saja, karena itulah aku menolak perjodohan denganmu juga,” sahut Angel. “Tapi kita berbeda ... “Apanya yang beda?” “Kita bukan orang asing.” Angel mengerutkan kening. “Apakah ini menjelaskan ucapanmu di depan semua orang tadi?” Kriss sadar bahwa tidak ada gunanya berbasa-basi, Angel masih tidak berubah dan masihlah orang yang tidak suka bertele-tele. jadi dia langsung mengungkapkan saja maksudnya. “Aku ingin kita menerima perjodohan ini saja.” Angel duduk dengan tegak karena terkejut. “Apa? kenapa aku harus melakukan itu? bukankah kau juga tidak setuju tadi?” “Hanya pura-pura, setidaknya untuk menghindari puluhan kencan buta yang akan datang.” Angel terdiam sejenak, tampak berpikir dan menimbang-nimbang, tapi pada akhirnya menggeleng. “Tidak mau.” “Kenapa? apa kau tidak keberatan diseret terus menerus menemui orang asing dengan maksud pernikahan?” “Aku akan mencari jalan lain, tapi tidak dengan berpura-pura jadi tunanganmu atau apapun itu.” Kriss bersedekap. “Lalu jalan lain apa yang kau rencanakan?” tanyanya. “Bukan urusanmu,” jawab Angel. “Kau mau cari pacar baru?” Angel mulai kesal. “Aku sudah bilang bukan urusanmu kan?” Kriss tersenyum miring. “Kau tidak punya jalan lain selain pura-pura berpacaran atau bertunangan dengan seseorang. tapi masalahnya, adakah orang yang memenuhi kriteriamu sebaik aku dan tidak akan menganggap hubungan itu serius?” Angel mengerutkan kening, pasalnya keraguannya memang sama dengan yang Kriss tebak. Bukannya dia terlalu percaya diri, tapi selama ini, alasan kenapa dia bisa mendapatkan predikat playgirl adalah karena dia tidak pernah bertahan lama dengan kekasihnya. Orang-orang berpikir bahwa Angel terlalu cepat bosan dengan pacarnya, tapi sebenarnya Angel juga berharap seseorang bisa berhubungan dengannya tanpa melibatkan perasaan agar hubungan tanpa komitmen yang Angel inginkan bisa awet. Tapi hingga kini, Angel belum berhasil menemukan satupun yang seperti itu, dan entah bagaimana semua pria itu justru berakhir memiliki perasaan yang— Ugh, memikirkannya saja membuat pusing. Angel menunduk dan memijat kepalanya, berupaya menarik pikirannya dari hal-hal yang menjurus ke perasaan yang selalu membuatnya mual. “Tidak ada bukan?” “Diam.” “Atau kau ingin menyewa seorang aktor untuk berperan? tapi berapa lama itu bisa bertahan dan seberapa jauh dia bisa bekerja sama?” Angel masih diam, sibuk dengan semua isi pikirannya. Tapi, Kriss tahu bahwa gadis itu mulai goyah. karena setahunya, Angel tidak akan pernah kalah argumen jika dia merasa pendapatnya benar dari pada orang lain. Angel orang yang realistis, jika salah maka tetap salah, begitupun sebaliknya, tak peduli apakah dirinya berada di pihak yang mana. Kriss mulai memunculkan senyum penuh kemenangan. “Jadi, aku adalah kandidat yang sempurna, karena aku tidak akan memiliki perasaan apa-apa padamu, karena aku memiliki kekasih, begitupun dengan kamu terhadapku. bukankah situasi dan tujuan kita sama? kebutuhan kita mutual.” Angel berdecih. “Caramu mengatakannya sangat menyebalkan.” “Lebih baik dari pada kamu yang langsung menolak tawaranku seolah aku adalah yang terburuk dari semua partner kerjasama yang bisa kau pikirkan.” “Memang benar.” “Apa?” “Jika aku punya pilihan lain, aku tidak akan berkedip dan langsung memilih yang lain.” “Kau!” Kriss menggebrak meja dengan keras. Tiba-tiba saja, Angel mengingat bahwa jauh sebelum ini, ada kenangan di mana kejadian seperti ini pernah terjadi, di masa ketika mereka masih memakai seragam sekolah. Tapi, kenangan samar itu, Angel tepis dan menghilang sepenuhnya. *** Ketika keduanya kembali lagi ke ruang santai, semua orang memusatkan perhatian hanya pada Angel, disertai tatapan penuh rasa ingin tahu. “Bagaimana?” Emilie memegang lengan putrinya penuh harapan. “Kalian sudah selesai bicara?” Angel mengangguk. Mr. Auclair menggeser duduknya. “Lalu jawabanmu?” Semua orang mengangkat telinga, dengan mata lebar menunggu jawaban. Angel benar-benar merasa suaranya sangat sulit untuk dikeluarkan. “Aku, umm kami mungkin bisa mencobanya.” “Yes!” Semua orang kecuali Kriss dan Angel berseru penuh kebahagiaan seolah baru saja memenangkan piala dunia. Sharon meninggalkan sisi suaminya dan menghampiri Emilie. “Jadi, ayo bicarakan tanggal pernikahannya.” Emilie menyambut dengan sangat baik. “Benar, saat ini juga masih musim semi, jadi sangat bagus untuk mengadakan resepsi Outdor.” Sedangkan dua orang yang mereka bahas sudah hampir menggelindingkan bola mata mereka. “Ibu!” “Oh ya ampun, kenapa kau berteriak sekeras itu Kriss, ibu tidak tuli?” Sharon menggosok telinganya. “Ada apa? kau punya tanggal favorit? atau bulan favorit?” Kriss menahan diri agar tidak menjawab tangga 33 bulan 13? Di sisi lain, Angel juga menarik lengan sang ibu untuk mendapatkan perhatiannya. “Bu, aku kan tadi cuma bilang kami akan mencobanya, kenapa langsung membahas pernikahan?” “Memangnya kenapa?” Emilie menatap bingung. “Bukankah ucapanmu untuk mencoba tadi artinya kau sudah setuju untuk menikah? Kriss juga bilang dengan senang hati ingin menikahimu.” Angel benar-benar berharap bisa kembali dan memukul mulut Kriss beberapa kali karena sudah mengatakan hal seperti itu. Dan sejak kapan kata kami akan mencobanya memiliki arti kami akan menikah? “Bukan seperti itu, maksud aku dan Kriss, kami akan mencoba untuk dekat terlebih dahulu, saling mengenal satu sama lain sebelum memutuskan ke jenjang lebih serius.” Angel menjelaskan dengan wajah tersenyum tapi ada kilat tertekan di matanya. “Bukankah sejak awal, pertemuan ini hanya untuk pertunangan? jadi jangan langsung membahas pernikahan oke?” “Kenapa anak zaman sekarang sangat merepotkan?” Mr. Auclair menggerutu. “Aku dan nenekmu dulu, sama sekali tidak ada yang namanya tunangan, kami langsung menikah.” Angel melirik. “Kakek, kau tidak tunangan, tapi berpacaran, jadi tentu saja langsung menikah. lagipula nenek sudah mengatakannya ratusan kali bahwa kakek tidak sabar menikah jadi memotong sesi pertunangan.” “Apa? sejak kapan aku seperti itu?” Mr. Auclair menatap istrinya. “Apakah aku melakukan itu?” Mrs. Auclair, satu-satunya yang tetap tenang dan minum teh dengan anggun. “Ya,” jawabnya singkat. “Oh, jika kau mengatakannya seperti itu, maka itulah yang terjadi.” Angel menahan diri agar tidak memutar mata dan kembali fokus ke ibunya. “Jadi, karena aku dan Kriss tidak berpacaran, kami tidak bisa langsung menikah.” “Baiklah.” Mr. Dancel meletakkan gelas tehnya. “Kalau begitu, mulai hari ini kami akan menganggap kalian sepasang kekasih.” Sharon mengangguk keras dan menoleh ke arah Emilie kembali. “Jadi, pembahasan berubah, kapan tanggal pesta pertunangan yang menurutmu cocok?” “Bagaimana kalau tanggal 25 April tahun ini?” Kriss menatap datar. “Ayah, tanggal 25 April itu besok.” Angel memegangi kepalanya dan menghela napas panjang, entah mengapa firasat buruk yang sejak tadi dia rasakan kini bertambah jadi berkali-kali lipat.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN