Semuanya masih terasa seperti mimpi. Mimpi dengan mata terbuka. Yang sisa dan masih terasa sampai sekarang hanyalah lemas dan tenggorokanku sakit sakibat kebanyakan teriak dan menangis mencoba menghentikan orang-orang yang bilang anakku tidak terselamatkan dan rahimku akan dibersihkan. Pada akhirnya aku kalah, mereka menyuruhku sabar dan merelakan Lily yang semestinya baru akan lahir tidak sampai 4 bulan lagi. Mereka semua bohong, aku yakin Lily masih meringkuk di perutku. Gerakan-gerakannya masih aku rasakan dan seringkali membuat aku kegelian. Mereka semua tidak tahu apa-apa karena akulah yang bisa merasakan keberadaan Lily di dalam tubuhku. "Minum sedikit ya, Nin?" Kak Vina menawari aku minuman yang lagi-lagi aku jawab dengan gelengan kepala. Aku sedang tidak mau bicara dengan siapa-
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari