Tapi berkat ekspresi dan suaraku dia tersenyum kali ini. tipis sekali. Dia secara perlahan mengurangi frekuensi geraknya. Kurasa aku harus lebih lega sekarang. Lantaran dia membuatku mengadu pada langit. Membiarkanku merasa aman dalam dekapnya yang meyakinkan. Ia juga mengusap milikku dengan tangannya yang telah basah oleh kerja kerasnya membuatku orgasm dalam hitungan dua.
Aku dengan wajahku yang banjir oleh keringat mencengkram bahu Dokter Raulin lebih erat seiring pria itu menyambutku untuk segera datang. Menampar kecil permukaannya dengan sebuah decak basah yang anehnya terdengar beribu kali lipat sangat seksi.
Lenguhan keluar lancar, seirama dengan tanganku yang menuntun tangan Dokter Raulin untuk bergerak dengan tempo pelan dan lembut.
“Your finger is just freaking sexy, damn i
