Aku memandangi pria itu dengan tatapan sengit, kenapa akhir-akhir ini aku kerap secara tidak kebetulan atau tidak selalu dipertemukan dengan dirinya. Entah dia sengaja mencariku, atau memang ini hanyalah murni kebetulan mengingat dia mendekati sepupuku. Yang tadi pagi saja sudah merupakan hal yang bisa dibilang tidak biasa dan aneh menurutku. Lalu sekarang apa? Idril mengundangnya kerumah kami? tapi yang kutatap malah memberiku cengiran lebar. Rasanya tanganku gatal ingin sekali memberinya pukulan. "Sedang apa kau disini?" ujarku lagi bahkan kali ini dua kali lipat lebih sengit daripada yang biasa aku berikan pada orang-orang yang kubenci. "Mengantar Idril pulang," "Hmm..." aku memandangi wajah Idril yang sepertinya berupaya sebisa mungkin untuk menghindari apapun itu namanya. "Oke aku