“Es strawberry dan s**u kental manis yang melimpah ya,” Mataku terbelalak kaget mendengar suara berat yang menyambangi telingaku. Terlalu dekat sampai napasnya menerpa kulitku. Sungguh, aku familiar dengan suara itu. Tapi aku terlalu takut untuk berekspektasi, terlebih sudah lama sekali tak bersua dan agak tidak mungkin untuk menjadi kenyataan buatku. Untuk sesaat aku bahkan merasa bahwa pikiranku dicabut sendiri dan melanglangbuana entah kemana. Timming yang tepat, segera aku melihat kebelakang untuk kemudian menemukan seorang pria dengan postur tubuh tegap nan jangkung yang telah berdiri dibelakangku. Dia yang muncul entah darimana menambah satu lagi beban pikiranku. Tapi tak bertahan terlalu lama sebab keterkejutanku bertambah menjadi sebuah kemarahan saat pria itu tiba-tiba saja mena