“Wah, aku benar-benar enggak nyangka kalau Pak Rangga sampai balik lagi dan nyiram wajah Pak Gio begitu!” Lusi tersenyum-senyum kegirangan sambil menyenggol bahu Nadira. “Dia melakukan itu karena ucapan Pak Gio keterlaluan dan dilakukan di wilayahnya. Makanya wajar jika dirinya merasa bertanggungjawab!” Tapi sepertinya, Lusi tidak berpendapat sama. Dia terus menggoda sahabatnya tersebut. “Ah, dia itu masih memiliki perasaan padamu! Jangan memungkiri Nadira, kau juga masih punya perasaan padanya, kan?” “Lusi, aku minta laporan pemasaran pertengahan tahun lalu. Timku ingin menyesuaikan menu untuk pertengahan ini. Kebetulan karena bulan Ramadhan tahun ini bukan di pertengahan tahun lagi, jadi mungkin sedikit perlu penyesuaian.” Nadira mengalihkan pembicaraan. “Baik, Bu Nadira! Nanti k