Our Promise

1074 Kata
Suasana kantin saat ini sangat ramai dan panas tapi itu tidak membuatku bosan. Kenapa? Karena aku sedang menunggu kedua temanku menjalankan hukumannya. Dan itu membuatku sangat bersemangat. Aku akan melihat pertunjukan yang sangat menarik siang ini. Kalian masih ingat kan tentang permainan yang kami mainkan dikelas tadi. Kenapa aku bilang kedua temanku karena Fira dan Gita lah yang terkena hukuman. Karena ketika Gita hendak memutar botol untuk ronde ke 3 ternyata guru kami datang dan kami pun menyelesaikan permainan kami. Gita dan Fira dari tadi sangat kesal kepadaku. Katannya aku tidak sportif. He.. itu bukan salahku kan. Salah siapa gurunya datang. "Akhirnya dateng juga pesanannya. Laper banget gue dari tadi." Rafly langsung menggambil makanannya. Aku melirik kearah Fira dan menyuruh Fira untuk melaksanakan hukumannya. "Rafly.." Fira memanggil Rafly pelan. Dan Rafly menatap Fira yang kebetulan didepannya. "Apa" "Mmm.. lo udah punya mantan berapa sih?" "Lima, tujuh, sembilan, sebelas. Lupa gue.. gue enggak terlalu bakat dalam berhitung." Kami hanya mendengarkan pembicaraan antara Rafly dan Fira. "Lo tau gak berapa banyak cewek yang udah lo sakitin Raf. coba lo bayangin kalau adik perempuan lo dimainin sama cowok berengsek kayak kakaknya. Lo pasti marah kan? Makannya jangan suka mainin perasaan cewek Raf. Tobat.. lo udah dewasa Raf." Ucap Fira panjang lebar kepada Rafly. Rafly hanya terngangak mendengar penyataan yang Fira katakan. Aku dan Gita hanya bisa menahan tawa yang sangat ingin kami keluarkan. Sedangkan Sean, Kevin dan Tama tersenyum mendengar penuturan Fira. "Denger ya Fira sekilas informasi aja nih ya.. gue tuh enggak punya adik cewek. Lagian siapa suruh cewek cewek itu baper sama gue. Baru digombalin dikit udah meleleh. Tapi terimakasih loh udah ingetin gue untuk tobat." Rafly tersenyum kepada Fira. Fira menggaruk tengkuknya dan menunduk kebawah. Aku enggak yakin Fira berhasil melaksanakan hukumannya. Dia memang berhasil menyuruh Rafly tobat tapi yang satu lagi aku enggak yakin dia bisa. "Enggak semua kali cewek digombalin langsung meleleh." "Masa sih.. gue enggak pernah tuh nemuin cewek yang kaya gitu. Emang siapa contoh cewek yang enggak kaya gitu?" Rafly melanjutkan makannya. "Gue." "Oke.. kal--" Fira langsung memotong ucapan Rafly. "Lo pernah di tembak cewek gak sih?" tanya Fira. Kami semua masih mendengar dengan seksama pembicaraan mereka berdua. "Sering. Tapi selalu gue tolak." "Kenapa?" "Ya.. karena rata-rata yang nembak gue bukan tipe gue." "Kalau gue?" "Kenapa?" "Gue tipe lo gak?" "Maksudnya?" "Kalau gue nembak lo, di terima gak?" Rafly langsug tersedak mendengar perkataan Fira. Aku dan Gita tertawa lepas. Kami tidak bisa lagi menahan tawa yang dari tadi sudah kami tahan. Melihat muka Fira yang semakin memerah semakin membuat ku dan Gita tertawa kuat. Sean pun langsung menepuk pundak Rafly yang tersedak. Sedangkan Kevin dan Tama melirik dan tersenyum menggoda ke Rafly. Fira langsung berdiri dan langsung meninggalkan kantin dengan sedikit berlari. "Gue nyusulin Fira dulu ya An" aku menatap Sean dan dia menggangguk dan tersenyum kepadaku. Aku dan Gita langsung mencari dimana Fira berada. Kami memasuki kelas dan ternyata Fira sedang duduk menundukan kepalanya. "Fira.." aku menepuk pelan pundak Fira. Dia pun menoleh kearahku. "Al.. gue malu banget tadi.." "Enggak papa Fir... gak usah dipikiri" "Gimana nanti mereka menilai gue.. gimana kalau nanti gue.. gue.. gue.. haa Al.." Fira merenggek dan memeluk Alira dengan erat. aku yang melihat Fira sedang menanggis,ikut merasakkan apa yang dirasakan Fira aku merasa bersalah karena memberikkan hukuman dare seperti itu, aku menggelus punggung Fira bermaksud untuk menenangkannya. "Hei.. dengerin gue! jangan nangis dong. Nanti kita jadi ikutan nangis. Nanti gue jelasin sama Rafly kalau lo tadi cuman mau menyelesaikan hukuman dari gue dan Gita." aku melepas pelukkan kami dan menyeka air mata Fira "Hmm,, gue maafin lo Alira, tapi tidak dengan Gita" katanya sambil memasang wajah kesal "Kenapa??" Aku bigung kenapa Fira tidak memaafkan Gita "Lihat Al.. dia malah senyam senyum terus dari tadi. Mungkin dia senang lihat gue gini..." Fira cemberut menatap Gita. "Gita... jangan gitu lah.. kenapa senyum sih?" "Apaan sih Al.. gue senyum bukan karena lihat Fira sedih tau. Dia kan sahabat gue juga. Kalau Fira ataupun lo sedih, gue juga sedih Al." Gita menatap aku dan Fira. "Ahh.. Gita mah bisa aja bikin hati Fira meleleh.. sini-sini Fira dan Alira pelukk.." Fira merentangkan tangannya ke Gita. Kami bertiga akhirnya berpelukan. Aku beruntung bukan memiliki sahabat seperti . ---- Aku duduk di bangku taman yang sepi ini. Menatap hijaunya pohon dan rumput. Tidak lupa dengan novel yang selalu menemaniku ketika aku disini. Aku suka menyendiri. Bukan berarti aku tidak suka keramaian tapi kadang kita harus memiliki waktu menyendiri untuk menenangkan pikiran kita. Angin yang sejuk itu membuat sebagian rambutku berserakan. Aku memejamkan mataku. Menikmati waktu sendiriku. [Flashback..] Sepasang remaja yang sedang jatuh cinta itu menatap kearah hamparan taman yang ada di depan mereka. "Gue seneng kalau lo selalu disamping gue Al.. seneng kalau gue yang ada disaat lo butuh, disaat lo butuh pundak untuk bersandar. Gue selalu berdoa sama Tuhan semoga hanya gue laki-laki yang ada disamping lo Al." Ucap sang pria kepada kekasihnya. "Enggak Athala. Gue juga enggak mau ada laki-laki selain lo di samping gue. Gue hanya mau lo." Pria yang bernama Athala tersebut tersenyum mendengar penuturan sang kekasih. "Kalau nanti gue pergi.. kalau gue enggak ada disamping lo. Lo hanya perlu melihat hamparan taman Al.. seperti yang biasa kita berdua lakukan. Kalau lo kangen sama gue pejamkan mata lo dan ingatlah tentang kenangan kita berdua Al." Perempuan yang tadi menyandarkan kepalanya dipundak sang kekasih pun menegakkan tubuhkan dan menatap sang kekasih. "Emangya lo mau kemana Atha? kata-kata lo barusan seperti memberitahu gue bahwa lo enggak akan selalu ada disamping gue. Lo mau pergi kemana?" perempuan itu meneteskan air matanya. "Jangan nangis Al.. gue enggak kemana-mana kok. Gue ada disamping lo. Lo inget janji kita? Janji itu yang gue pegang Al.. gue enggak mungkin mengingkari janji yang kita buat itu. Enggak akan pernah." [Flashback End] Aku langsung membuka mataku. Air mataku yang selama ini aku tahan akhirnya jatuh. Kenangan itu.. ya perempuan tersebut itu adalah aku. Aku dan Athala. Kenangan terakhirku bersama nya. Setelah ia mengatakan semua itu kepadaku, keesokannya dia pergi. Pergi dan menghilang dari kehidupanku. Sampai sekarang. Meninggalkan ku dan semua pertanyaan yang masih terus ingin aku ketahui jawabannya. Kadang aku bertanya kepada diriku sendiri. Apakah perkataan yang dia ucapkan itu adalah kata terakhirnya padaku? Aku sering menangisi laki-laki yang sudah menghabiskan watunya selama dua tahun bersamaku itu pergi. Pergi meninggalkanaku tanpa berkata apapun. kamu diamana Atha.. aku sudah menuruti permintaan kamu. Kalau aku rindu denganmu aku akan selalu pergi ketaman ini Ata.. mengingat kenangan kita. ---
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN