Tibalah hari sabtu sore, dimana Steve dan Bella kini sedang bersiap-siap untuk pergi ke rumah Austin.
"Kamu sangat tampan Steve !" kagum Bella sambil membantu Steve memakaikan jaket kulitnya yang berwarna coklat.
"Dan kau selalu sangat cantik dan mempesona...!" balas Steve dan mendekatkan wajahnya kewajah Bella.
Cup
Steve mengecup pipi Bella sekilas.
Bella yang berharap mendapatkan ciuman panas di bibir hanya tersenyum masam. Dan membuang wajah kecewanya, tidak ingin Steve melihat moodnya yang berubah karena hal seperti itu.
*****
Ting Tong
"Hai Bro!" sapa Austin senang melihat Steve dan Bella yang datang.
"Selamat Bro!" seru Steve dan membalas pelukan sahabatnya.
"Selamat Austin..." ucap Bella dan memberikan sebuah paper bag untuk Austin.
"Terima kasih Steve, Bella !" jawab Austin dan meraih pemberian dari Bella.
"Kenapa kalian repot-repot segala membawa bingkisan seperti ini!" senyum Austin.
"Ayoo masuk...!" lanjut Austin, lalu mengantar Steve dan Bella ke dalam rumahnya.
Terlihat tiga pria sedang mengobrol dan tertawa di meja bar milik Austin.
"Steveee!! Sang CEO kita!!" seru mereka bersama.
"Yoooo...!!!" balas Steve senang bertemu teman-teman lamanya. Dan mereka pun saling bertukar pelukan ala pria.
"Hai Bella...! Kamu makin cantik!" puji Ron kepada Bella.
"Terima kasih Ron…" balas Bella dan tidak lupa tersenyum.
"Hai Bell!" sapa Michael dan Garry bersamaan ke Bella.
"Hai Michael, Hai Garry...!" jawab Bella dan membalas uluran tangan ketiga pria di depannya secara bergantian.
Akhirnya Bella dan ke lima pria duduk di meja bar bersama untuk meminum wine dan cemilan yang di sediakan Austin.
Mata Austin sesekali melirik ke arah Bella yang terus meminum winenya. Sesekali ikut tertawa apabila ada hal yang lucu.
"Mari kita minum sampai pingsan!!" seru Michael sambil mengangkat gelas wine.
"Toossss!" seru mereka bersama dan ikut mengangkat gelas membuat suara dentingan.
"Hhahahaha...!" gelak tawa mereka.
Bella terus menerus menuangkan wine ke gelasnya. Dirinya merasa seperti pikirannya ikut terbang bersama dalam setiap tegukannya dan sejenak melepaskan hasrat dengan minuman. Melupakan segala kepenatan yang terus bersemayam di pikirannya.
Steve melirik ke arah istrinya, "Sayang, sepertinya kamu terlalu banyak minum, ini sudah gelas ke empat kamu Bel !" seru Steve.
Bella menoleh ke arah Steve, merasa tidak enak.
"Hey ! Apa yang kau khawatirkan dari Bella! Apa kau mau tambah lagi Bella!" sela Austin dan mengangkat botol siap menuangkannya ke gelas Bella.
Bella kembali tersenyum, "Iya, terima kasih Austin !" jawabnya dan menerima winenya lalu meneguknya kembali.
"Eh iya, ngomong-ngomong di mana pacarmu Austin ?! Kenapa belum datang ?" tanya Bella yang membuat Michael, Ron, Steve dan Garry tertawa mendengar pertanyaan Bella dengan wajah imutnya.
"Ahh iya sayang, aku lupa cerita. Kalau Austin putus lagi dengan pacarnya..." kekeh Steve.
"Lagi ? Bukannya kalian akan menikah tahun ini ?!" kaget Bella.
"Hahhaha, Austin dengan satu wanita sepertinya sulit !" ejek Ron dan tertawa menggoda sahabatnya.
"Yah! Betul sekali! Apabila kau bertahan dengan satu wanita, itu adalah sebuah keajaiban !" sela Michael dengan suara yang mulai berat karena mabuk.
"Wanita seperti apa yang kau cari Austin!! Mulai dari model sampai artis sudah kau kencani!" sambung Garry dan menggelengkan kepalanya. Karena dari mereka berlima, tinggal Austin yag belum memiliki status.
"Hhahahha, diamlah kalian berengsek ! Berhenti menggodaku!" ujar Austin tertawa renyah.
"Hmm...!" gumam Austin dan melirik ke arah Bella.
"Seandainya masih ada wanita seperti Bella, mungkin aku akan segera melepas masa lajangku!" lanjut Austin dan tertawa.
"Hahhh, kau bisa saja Austin!" senyum malu Bella.
Steve hanya tersenyum melihat ekspresi istrinya. Dirinya pun sudah terlalu mabuk di bawah pengaruh wine. Ia tahu istrinya memang begitu sempurna.
"Sayang, Austin bilang kita bermalam di sini saja bersama mereka..!" ujar Steve ke Bella yang sudah sangat ngantuk dan mabuk.
Bella mengangguk setuju. Memang itu adalah pilihan teraman. Menyetir kendaraan dalam keadaan seperti ini bisa sangat berbahaya.
Malam pun semakin larut. Mereka memutuskan untuk beristirahat dan tidur.
Ron, Michael, dan Garry berada d satu kamar.
Sedangkan Bella dan Steve beristirahat di ruang nonton dengan membungkus tubuhnya dengan selimut.
Austin pun ikut beristirahat bersama mereka di ruang nonton.
Malam semakin larut, semua orang sudah terlelap. Suasana begitu sunyi.
Bella membuka matanya di dalam kegelapan. Dirinya tiba-tiba merasa haus.
"Berapa lama aku tertidur… Aku minum terlalu banyak..!" pikir Bella, yang memang tertidur duluan tidak mampu menahan rasa kantuknya, dari pada para pria yang melanjutkan obrolan mereka sampai tengah malam.
Tiba-tiba saja...
Deg
"Apa ini!" batin Bella, merasa b****g di sentuh dari luar oleh seseorang.
Perlahan tangan tersebut mulai mengangkat rok dan menurunkan stocking hitamnya.
Dan "Ahh..!" Bella menahan desahan yang hampir saja terlepas dari mulutnya.
Jemari tersebut mulai memainkan daerah kewanitaannya di balik segitiga tipisnya yang berwarna lilac.
"Steve ?! Itu pasti Steve, kan ??" pikir Bella yang enggan berbalik.
Apalagi dirinya bisa melihat bayangan pria yang saat ini tertidur di depannya walaupun dalam kegelapan.
Pria yang dia yakini adalah "Sayang, kenapa kau melakukan ini! Ahhh... ada Austin di depan kita!" batin Bella ingin menahan tangan Steve tapi dirinya sangat merindukan sentuhan suaminya.
"Ahh sayang...! Ini sungguh nikmat!" batin bella menggigit bibirnya. Mencoba menahan suara desahannya.
"Apa aku pura-pura tidak tahu saja dan ikut menikmati permainan Steve ?!"
Bella larut dalam pikirannya dan menikmati tiap sentuhan yang dia rasakan di bagian intinya.
"Ahhh!" Bella menggigit jarinya, ketika jemari tersebut menyeruak masuk di bagian terdalam kewanitaannya. Miliknya menjadi begitu basah.
Rasa yang sangat dia rindukan. Tubuhnya tidak bisa menolak tiap ransangan di titik sensitif yang sedang di koyak-koyak dengan begitu intens.
"Ugghhh sayang, sudah sangat lama aku menantikan seperti ini!" batin Bella.
Permainan jemari semakin cepat dan cepat. Membuat Bella terus mengunci dirinya. Tubuhnya sedikit bergetar.
"Sedikit lagi!" batin Bella hampir mencapai puncak kenikmatan.
"Uuhmmm! Sedikit lagi sayang!" erang Bella dalam hati meremas selimut yang dia pakai.
"Ahh... ahhh!" Bella tidak dapat lagi menahan suaranya ketika jemari tersebut semakin intens dan dalam mengoyak miliknya di bawah sana.
Dan tepat saat itu, Bella melihat Austin ingin berbalik ke arah mereka.
"Ohh tidakk! Jangan sampai Austin berbalik ke sini!" gugup Bella.
Namun, saat pria di depannya berbalik ke arahnya, matanya membelalak tidak percaya, "Tidak mungkin!! Itu Steve!" pekik Bell dalam hati.
"Kenapa Steve yang ada di situ!?" gumam Bella tidak percaya.
"La--luu! Siapa yang di belakangku saat ini!!!" shock Bella apalagi jemari tersebut masih di dalam miliknya dan terus bergerak.
Jantung Bella berdetak begitu cepat. Berdetak kencang karena gugup dan berdetak karena merasakan sensasi jemari di bawah sana.
"Hhmmmm...." gumam pria yang ada di belakang Bella.
"Whatttt!!!" pekik Bella, suara yang sangat dia kenali.