THOTC - ENAM

952 Kata
Neo menatap langit-langit kamar rawatnya di rumah sakit. Sedikit kesal karena tak dibolehkan pulang. Mereka bilang, dia banyak menghirup air laut saat tenggelam, jadi perlu beberapa saat untuk menunggu hasil treatment berhasil. Bahkan mereka bilang akan ada kemungkinan untuk kontrol beberapa kali hingga pernafasannya kembali stabil. Selain itu, dia juga sedikit badmood karena tak dibiarkan istirahat. Siapa lagi kalau bukan Helena. Di beberapa kesempatan, dia sama sekali tak keberatan ditemani gadis itu. Gadis itu baik padanya dab jelas memujanya. Selain itu, dia juga cantik dan suaranya menyenangkan. Awalnya dia memang tak terlalu suka karena Helena selalu saja mengganggu waktu senang-senangnya dengan teman-teman lainnya. Namun, sepertinya Neo jadi terbiasa karena itu dan membiarkannya saja. Mereka tak berpacaran. Hanya teman dekat yang audah saling nyaman? Tak perlu punya pacar, dia bisa melakukan apa pun yang semua pasangan lalukan dengan Helena. Tentu saja diam-diam dan tak ada yang tahu kecuali teman-temannya. Tak ada yang tahu seperti apa sifat Nep yang sebenarnya selain temannya ini. Bahkan Mamanya pun tidak. Bagi Mamanya, dia adalah anak emas yang tak memiliki minus. Papanya pun percaya pada Mamanya itu. Dan Neo berjuang untuk mewujudkan harapan Mamanya. Dengan begitu, dia akan dibebaskan untuk melakukan apa pun yang dia suka dan tidak diawasi. Ini bukan culas, Neo menyebutnya sebagai winwin solution. "Gue kira lo tidur, Bro. Udah gelap soalnya kamar lo." Neo menoleh pada orang yang baru masuk ke kamarnya. "Baru mau merem, lo dateng." "Tumben si Elen mau pulang. Biasanya ngelendotin lo mulu." Yang baru datang itu Dave. Sepertinya baru pulang dari rumah Neo dan langsung kembali ke sini. Mendengar komentar Dave, Neo mendengus, "Nggak ada yang gratis, Bro. Tawar menawarnya lumayan alot tadi." Dave terkekeh kecil dengan wajah m***m. "Ngapain lo ke sini? Lo bukannya tadi ribut minta pulang?" Wajah jenaka Dave langsung berubah ketus. "Nih! Kalo nggak gara-gara ini, udah gue tinggal pulang aja dari tadi." Neo mengambil barang yang diulurkan padanya. Ponsel. Dia tau ini ponsel Adiknya Nathanael. Kenapa ada pada Dave dan diberikan padanya? "Gue bilang sama nyokap kalo hape lo basah, rusak. Jadi nggak bisa dihubungi. Terus gue suruh kasih itu ke lo. Kali lo mau ngubungin nyokap lo atau nyokap yang hubungin lo. Anyway, udah bukan urusan gue. Yang jelas udah gue sampein ke lo. Gue mau pulang ... Lo nggak papa, 'kan ditinggal sendiri di sini?" Neo mengangguk. It's okay. Malah gue bisa istirahat. Paling besok juga gue udah boleh pulang." Dave mengangguk dan berdiri dari duduknya. "Oke! Besok palingan juga pada ke sini lagi. Cepet sembuh, lo. Gue pulang dulu." Sebentar kemudian, dia sudah sendirian lagi di kamarnya. Ponsel Nael yang tadi dibawa Dave dia singkirkan ke atas meja nakas sebelum dia kembali berbaring telentang di atas ranjang runah sakitnya. Ada yang mengganggu pikirannya sejak tadi, yang membuat Neo jadi sedikit gelisah. Tentang penolongnya. Di antara sadar dan tidaknya, dia sempat melihat sosok berwarna biru dengan rambut hitam panjang bergegas ke arahnya. Sosok itu juga sempat berbagi oksigen dengannya karena jarak antara pantai dengan tempatnya jatuh lumayan jauh. Siapa dia? Di antara teman-temannya, tak ada yang memiliki rambut hitam panjang seperti itu. Terutama mereka yang tadi ikut party bersamanya di pantai. Tak banyak teman perempuannya yang ikut. Selain Helena, dia bahkan tak mengenal mereka. Dia belum sempat bertanya apa pun pada teman-temannya tentang ini. Bukan tak ingin, namun Neo mengurungkan niatnya untuk bertanya saat mendengar dari mereka saling menyalakan karena tidak ada yang cukup berani untuk menolong Neo. Dari cerita mereka, Neo menyimpulkan kalau mereka panik saat Neo jatuh dan tak lama kemudian mereka mendengar pengumuman bahwa dia terdampar di tepi pantai yang lain yang lumayan jauh dari tempat mereka semula. Terbawa ombak kata mereka. Namun Neo yakin bukan itu yang terjadi! Ada yang berenang mendekat dan menyelamatkannya. Orang ini lah yang membawakannya ke pantai. Memastikan dia selamat sebelum kembali pergi menghilang. Hanya saja Neo tak melihat parasnya dengan jelas karena setelah sosok itu mendekatinya. Dan sekarang fia malah kepikiran. Siapa dia? ,*** Mamanya baru menelepon keesokan harinya. Sepertinya mamanya cukup percaya dengan apa yang disampaikan oleh Dave bahwa Neo baik-baik, saja. Jadi Mamanya tidak khawatir berlebihan. "Kasih nama rumah sakitnya. Ini Mama bentar lagi mau ke sana. Mumpung Nael udah sekolah." Neo menggeleng. Sifat Mamanya dan Neo amat bertolak belakang. Mama cerewet, suka histeris, nangis kapan saja di mana saja, tak ragu mengungkapkan isi hatinya. Entah Neo menuruni siapa. Dulu pernah dia mengira dia lebih mirip Papa. Namun, makin ke sini, Papa juga bukan orang yang cool dan irit bicara sepertinya. Papa bilang, sayang kalo sudah sampai rumah hanya diam-diaman saja, nanti kalau jauh tidak ada yang berkesan untuk diingat. Padahal sekali ditinggal, lama baru bisa pulang. Papa nya adalah seorang pilot antar negara. Kadang, sekali ditinggal bisa hanya sebulan. Namun bisa juga sampai berbulan-bulan. Bahkan adiknya Nael lahir, Papanya tak ada di sana untuk mendampingi Mamanya. "Nggak usah, Ma. Neo oke, kok. Paling hari ini udah bisa pulang." Neo mencoba membujuk Mamanya agar tak perlu datang. Namun dia lupa kalau Mama juga punya sifat keras kepala yang sama sepertinya. "Nggak, nggak. Mama tetep harus liat kamu. Apa kata orang nanti! Anak sakit sampe masuk rumah sakit, kok nggak ditengokin! Ayo buruan. Mana alamatnya." Neo sedikit panik. Dia tak mau Mamanya tau circle pertemanan seperti apa yang dia punya. Bagaimana sifatnya di luar rumah, itu adalah rahasia. Entah akan bagaimana reaksi Mamanya kalau tau teman-teman Neo yang ada di sini bukanlah mereka yang menghabiskan waktu belajar bareng dengan Neo. Neo ada teman seperti itu saat di kampus. Namun teman-teman yang serous belajar seperti itu sama sekali tak asyik diajak main. Karenanya dia punya circle lain yang selalu fun untuk diajak main. "Neo, buruan. Kok malah diem, sih?" "Oh, iya, Ma. Eng ... Itu mmm .... " Gimana, nih?! Neo harus jawab apa?!

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN