“Ya! Kenapa kau lama sekali menangkat teleponku,” Wanita berambut marun yang langsung menyapanya keras dari layar telepon pintarnya. Ia tersenyum simpul saat melihat wajah Dani yang merenggut di layar. “Dana-yah ...,” sapa ketiga sahabatnya yang lain yang masuk ke dalam layar membuat Dana membulatkan wajahnya. “Ya ... Ulguri wae ire?![1] (wajahmu kenapa?!)” pekik Dani membuat ketiga sahabatnya mendekat ke arah layar dan memperhatikan perubahan di wajah Dana. Dana sontak memegang wajahnya. Make upnya sudah tampil sempurna. Bengkak matanya pun sudah ia tutupi dengan riasan yang untuk membuat eye smile, namun ternyata mata jeli Da ni tak dapat ia kelabui. “Neo Uro[2]? (Kau menangis)” tanya Dina yang langsung dijawab gelengan Dana. “Aniya. Gueunyang Bogoshiposeo,(Tidak. Aku hanya merin