"Keren sekali sandiwaramu, Ainun." Suara Mama mengejek di seberang sana. "Kau racuni apa pikiran anakku, bahkan untuk pergi dari rumah jelekmu harus berpikir seribu kali?" "Dasar, perempuan penuh tipu muslihat. " Kini Anita yang tiba-tiba nimbrung di belakang Mertuanya membuat wajah Ainun makin memerah. "Bukan diracuni, Ma. Tapi diguna-guna." Anita kembali mengejek, kini wajahnya jelas di depan Ainun. "Anita." Ainun menatap tajam ke arah adik ipar suaminya. "Apa yang kau katakan, aku membuat suamiku jatuh hati karena diguna-guna? " "Iyalah, aku yakin. Di rumahmu kamu bisa melakukannya. Haha." "Tutup mulutmu. " Ainun marah besar. "Aku bersumpah demi Allah, aku tidak akan pernah melakukan cara serendah itu untuk dicintai." " Bohong, aku tidak percaya. Dasar perempuan munafik." Anit