Salsa tidak bisa menolak, saat Tari memintanya untuk makan siang di rumahnya. Untungnya, Papi Tari sudah pergi ke kantor, jadi Salsa merasa terbebas dari tatapan tajam Papi Tari yang dianggapnya kepala batu, dan juga hidung belang. "Tari senang deh, Kak Caca mau jadi teman Tari, Tari ingi deh punya kakak seperti Kak Caca." Terlihat jelas, kalau Tari sangat bahagia, karena Salsa akhirnya bersedia menjadi temannya. Salsa akan menemani kemana saja, bisa menjadi teman ngobrol bagi Tari juga. "Tari boleh anggap Kak Caca sebagai kakak Tari kok." "Beneran? Kalau Kak Caca kakaknya Tari, Kak Caca harus mau dong menginap di sini, nanti!" Seru Tari gembira. "Iya, Tari juga boleh menginap di rumah Kak Caca." Salsa tersenyum pada Tari. "Benar? Tari seneng banget deh punya kakak seperti Kak Ca