BAB 21

746 Kata

Dea mengikuti langkah Raka menuju apartemen miliknya. Raka membuka pintu untuknya. Dea masuk, dengan wajah di tekuk. Dea akui ia sudah lelah dengan sikap Raka yang menurutnya aneh. Baru beberapa hari yang lalu, Raka mengatakan "menyesal" kepadanya. Sulit rasanya mencerna kata-kata pria itu. Menyesal seperti apa sebenarnya yang ia maksud. Oh Tuhan ia tidak mengerti tindakkan Raka yang plin plan seperti ini. Dea menyandarkan punggungnya di kursi, ia menyelipkan rambutnya di telinga. Dea melirik Raka sedang menutup pintu, dan berjalan mendekatinya. "Apalagi sih mas, mas bawa Dea kesini untuk apa lagi?" Ucap Dea kesal. Raka menatap Dea, ia memilih duduk di samping Dea. Memutar tubuh Dea, agar menghadap dirinya. Di tatapnya iris mata Dea, mata bening itu yang selalu ada di mimpinya. "Apa ka

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN