Bab 06. Kucing Nakal

1090 Kata
Justin menatap pada Helena yang sedang sibuk di dapur, dia tidak tahu apa yang dilakukan oleh wanita itu. Yang terlalu menggoda baginya, bagaimana Helena yang hanya memakai celana pendek dan kemeja putih kebesaran yang dia yakin, kalau kemeja itu adalah miliknya. Sialan. Bagaimana dirinya menahan untuk tidak menyentuh Helena, kalau saja gadis itu menggoda dirinya seperti ini, membuat sesuatu di bawah sana sudah berdiri tegak dengan sempurna dan minta untuk dimasukkan ke dalam sarang yang hangat dan menggoda tentunya. “Ehem! Kau sedang buat apa?” tanya Justin, berusaha untuk menormalkan nada suaranya, agar tidak terdengar aneh oleh Helena. Dia tidak mau Helena malah kabur dari sini, dan Justin akan gagal untuk meyakinkan Helena, kalau dirinya bersungguh tentang dirinya mencintai gadis itu. Helena menoleh ke belakang. “Mie. Kenapa? Kau mau?” tanyanya, menawarkan Justin makanan yang dibuat oleh dirinya. Baiklah. Ini hanya basa basi saja sebenarnya, dia merasa tidak boleh mengabaikan tuan rumah, dan menawarkan tuan rumah apa yang dibuat olehnya. Sudah bersyukur dirinya tinggal di sini secara gratis dan tidak perlu memikirkan hari esok dia mau makan apa. “Justin mengangguk. Boleh. Kalau kamu nggak merasa repot,” jawabnya, dia mau merasakan masakan dari calon istrinya ini. Helena mengangguk dan mulai membuatkan mie untuk Justin juga, Helena menunduk membuat Justin melihat paha gadis itu dengan air liur yang mulai menetes dari mulutnya. Sialan. Sekarang dirinya malah seperti p*****l yang ingin memperkosa Helena, dan membawa Helena ke dalam kamar, lalu memasukkan kejantanannya ke dalam kewanitaan Helena. Ah! Pemikirannya kenapa sangat kotor sekali, dan jangan sampai Helena tahu tentang pemikirannya sekarang, yang mana ingin membelai paha mulus itu dan memberikan tanda sebanyak mungkin di paha Helena. “Ini mienya, kalau tidak enak bilang saja,” kata Helena, meletakkan satu mangkok di depan Justin. Justin mengambil mie yang diberikan oleh Helena pada dirinya, dan mulai memakannya. Justin terpukau dengan rasa mie yang dimakan oleh dirinya. Rasanya sangat enak sekali, dan hanya butuh sekejap, dirinya sudah menghabiskan mie itu. “Enak. Lain kali kau buatkan lagi untukku, kalau kau tidak keberatan,” kata Justin tersenyum manis pada Helena. Helena mengangguk. Dia akan membuatkan lagi untuk Justin mie yang disukai oleh pria itu. “Aku akan membuatkannya kembali,” ucap Helena berdiri dari tempat duduknya, dan agak mencodongkan tubuhnya, dan melihat milik Justin yang berdiri tegak di sebalik celana pria itu. Helena tersenyum melihatnya. Walau umurnya baru dua puluh tahun, tapi dirinya tahu hal yang berbau dewasa. Dan jangan lupakan kebiasaan yang menonton film dewasa dan melihat bagaimana besarnya kejantanan pria di dalam film itu. Helena yang mengingat itu mengutuk dirinya sendiri, karena merasakan bagaimana miliknya di bawah sana terasa gatal, dan minta untuk dipuaskan. Biasanya dia hanya menggunakan tangannya, dan mendesah pelan saat dia menonton film dewasa di ponselnya. “Kau tegang,” kata Helena, membuat Justin merapatkan kakinya dan merasa malu pada Helena. Justin berdiri dari tempat duduknya, namun pundaknya ditahan oleh Helena. Helena masuk ke bawah meja, dan membuka celana Justin secara perlahan. Justin menelan salivanya kasar, dengan apa yang dilakukan oleh Helena pada dirinya. Justin menengadah merasa mulut dan tangan Helena bermain dengan miliknya, dia merasa permainan lidah dari Helena sungguh luar biasa sekali, apakah gadis ini sebelumnya sudah pernah melakukan ini dengan seorang pria? Membayangkannya saja sudah membuat Justin mengepalkan tangannya tidak suka. “Tuan Justin, kami sudah menangkap orang-orang yang anda perintahkan,” pengawal yang berada di depan Justin menatap Justin dengan tundukan mereka. Justin mengeram kecil dengan kelakuan kucing nakal di bawah sana, yang tidak menghentikan kegiatannya malahan semakin menjadi. Justin ingin mengumpat saja rasanya sekarang. “Ahshh… baik. Kau pergilah!” usir Justin menahan desahannya. Justin melihat pada Helena yang sudah selesai dengan kegiatannya, gadis itu keluar dari bawah meja dan mengusap mulutnya yang terdapat sisa cairan dari Justin. “Bagaimana? Aku bisa memuaskanmu bukan?” tanya Helena. Justin tersenyum sinis. “Aku menahan untuk tidak menyentuh dirimu, namun ternyata kau yang menyentuh diriku dan memberikan kepuasan pada diriku,” kata Justin. Helena tertawa kecil mendengarnya. “Memang. Kau tidak boleh menyentuhku, tapi aku akan menyentuh dirimu. Aku masih belum bisa disentuh. Maaf. Aku akan berusaha untuk membuka hati untukmu, tunggu dua bulan atau tiga bulan lagi, aku akan mau menikah denganmu atau paling tidak kita bertunangan dulu,” kata Helena, duduk di depan Justin. “Aku tidak mau bertunangan. Itu hanya membuang waktu saja. Kalau kau sudah siap, kita akan menikah langsung. Kau harus percaya padaku Helena, aku tidak akan menyakiti dirimu. Aku akan mencintai dirimu dengan tulus, dan membuat dirimu bahagia,” kata Justin, meyakinkan Helena. Helena mengangguk. “Aku tahu. Tapi, aku tidak siap sekarang. Kita baru kenalan, dan jangan lupakan jarak umur kita yang terpaut jauh,” kata Helena membuat Justin tertawa mendengarnya. “Hei! Aku tidak masalah dengan umur dan baru kenalan. Kau tahu, banyak orang menikah di luaran sana dengan jarak umur yang jauh juga, mereka hidup bahagia, aku tidak mau kau memikirkan tentang umur,” ucap Justin berdiri dari tempat duduknya dan memakai kembali celananya di depan Helena. Helena yang melihat milik Justin merasakan pipinya bersemu merah dengan apa yang dilakukan oleh dirinya tadi. Helena berdeham pelan, dan melihat ke arah Justin kembali. Dimana pria itu mengamabil ponselnya dan akan menghubungi seseorang. “Kalian sudah menangkap yang lainnya? Aku tidak mau para tikus-tikus itu lolos dan merusak segalanya,” kata Justin. “Baiklah. Saya akan ke sana sekarang juga, dan tutup mulut mereka, saya sangat ingin menghabisi mereka sekarang juga mendengar teriakan memuakkan dari mereka,” ucap Justin mematikan sambungan teleponnya. Mata Justin melihat pada Helena yang menatap penasaran pada dirinya. Justin tersenyum kecil pada Helena. “Aku akan keluar sebentar, kau baik-baik di sini dan jangan melakukan hal berat, semua pekerjaan di rumah ini, sudah dikerjakan oleh pelayan,” kata Justin, mengusak rambut Helena lembut. Helena menahan tangan Justin. “Kau mau kemana? Kau sungguh orang yang akan menjual organ manusia?” tanyanya dengan tatapan agak takutnya. Justin tertawa kecil mendengarnya. “Aku sudah kaya, tidak perlu melakukan itu. Aku hanya bermain-main dengan orang yang bermain-main denganku juga, dan membuat beberapa kerugian pada perusahaanku,” ucap Justin. Helena mengangguk mengerti. “Jangan nakal kucing manis. Dan kau bisa tidur sepuasmu, dan tolong ganti celanamu! Aku tidak suka melihat dirimu memakai celana pendek seperti itu!” kata Justin setelahnya pergi dari hadapan Helena. Helena menatap ke celananya dan tidak ada yang salah, lebih baik dia masuk ke dalam kamar dan tiduran seperti apa yang dikatakan oleh Justin. Kapan lagi dirinya menikmati hidupnya seperti ini? Yang hanya hidup santai dan tidak memikirkan pekerjaan dan pulang kerja harus masak juga.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN