Wanitaku

1487 Kata

Aku menatap Jingga dan lelaki yang duduk di sampingnya secara bergantian. Ganda, Mama bilang siang ini lelaki itu akan ikut bergabung bersama kami, makan siang bersama di salah satu tempat makan khas sunda rekomendasi dokter itu. “Oh, jadi kamu ini dokter, hebat,” puji Mama. “Mama juga kepingin punya anak dokter, tapi Jingga jangankan jadi dokter lihat darah saja pingsan.” Mama melirik ke arah Jingga yang terlihat jengah dengan guyonan Mama, aku pun ikut mengulum senyum dan mendapat tatapan tajam darinya. Aku mengira Mama dan Papa sudah mengenal Ganda dengan dekat, nyatanya ini pertemuan pertama mereka. Aku semakin yakin kalau Jingga dan Ganda tidak memiliki hubungan yang serius. Setelah puas menikmati makan siang, aku ikut berdiri di sebelah Ganda menatap ke arah Jingga yang tengah men

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN