Perhatian

1307 Kata

“Aku gak peduli apa pun alasan perasaanku untuk kamu, Damar, kalau kamu bisa mengejar dia, kenapa aku tidak boleh mengejar cintaku sendiri?” “No make sense.” “Damar.” “Aku minta maaf, Din, tapi perasaanku untukmu baik dulu atau sekarang tidak berubah, hanya sebatas teman, aku tidak bisa membalas perasaanmu.” Aku melihat mata tegas Dinda berubah jadi sendu. “Jangan minta maaf, Damar, bukan itu yang aku harapkan, sekali saja lihat aku sebagai wanita.” Seketika setetes air mata jatuh bebas di pipinya. “Kamu pantas bahagia, Dinda, tapi bukan dengan aku.” *** “Pagi, Pak,” sapa Jingga. Aku mengangguk dan melanjutkan langkah menuju ruangan kerjaku. Baru saja aku menempati kursi kerja, terdengar suara ketukan dari luar pintu. Aku menyahut dan mempersilakan masuk. Ternyata Jingga, seperti

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN