“ Iya, benar, saya sendiri,” jawab Galuh sambil terus menatap wajah Arumi yang berdiri dihadapnya. Mendengar pengakuan laki – laki paruh baya yang ada dihadapannya itu, tubuh Arumi seketika bergetar. Dia pun mulai meyakini, kalau yang ada dihadapannya itu adalah ayahnya. Namun Arumi masih belum berani langsung memeluknya, karena takut hanya kesamaan nama saja. “ Silahkan masuk,” ajak Arsyla mempersilahkan Arumi untuk masuk. Karena sangat tidak enak kalau harus ngobrol di teras rumah. Tentu saja Arumi pun tidak menolak, setelah Donni berada dusampingny, mereka berdua pun langsung masuk kedalam rumah Galuh. Dan duduk berhadapan dengan Galuh, sementara Arsyla pergi kedapur untuk membuat the buat Arumi dan Donni. “ Kalau boleh tahu, adek ini siapa? Dan kenapa wajahnya seperti tidak asing