9. Murid baru

1149 Kata
Pagi ini udara sangat sejuk, embun di dedaunan yang tersinari matahari sangat membuat udara begitu asri. Retha tersenyum kecil menyambut pagi yang indah ini, dia bergegas memakai sepatu dan naik ke dalam mobil yang akan dibawa oleh Rean. "Kakak tunguuuuu!" Teriak Gadis belia yang menggendong tas berwarna pink itu berlari kecil. Wajah nya yang imut, serta kunciran rambutnya yang senada membuat Kiya semakin lucu. Reyna dan Reynand yang berada di depan, menyaksikan kepergian kedua anak nya memicingkan mata saat wanita itu berlari. "Kenapa?" Tanya Retha. "Kiya nebeng ya, soalnya lagi berantem sama abang." Jawab Kiya seadanya. Reyna dan Reynand menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali, mendengar kabar Kiya dan Elzyo berantem sudah tak asing bagi mereka. "Yaudah ayo masuk." Jawab Retha, dia duduk di belakang bersama dengan Kiya sedangkan Rean duduk di depan seorang diri. "Masa kakak di jadiin sopir kalian sih." Ucap Rean sembari mendesah pasrah. Sudah tidak aneh jika seperti ini, daripada banyak bicara lebih baik Rean segera berpamitan dan menyetir. Tak apa sendirian di depan juga yang penting kedua adik nya tak rewel seperti anak kecil yang ingin di belikan mainan. *** "Hi cewek." Wajah kiya masih terlihat jutek, ia memang kesal pada kakaknya, tepatnya pada Elzyo. Dari bangun tidur sampai sekarang masih ada saja sesuatu yang membuat Kiya kesal. Dari saat rebutan mengacak lemari kaos kaki Kiya sampai s**u nya yang ia minum. Padahal Elzyo juga punya s**u nya yang di buatkan oleh Mommy nya dan punya lemari kaos kaki. Aneh sekali memang Elzyo, selalu membuat Kiya kesal bukan main. "Cewek, lirik sini dong. Syuttt..." Kiya yang kesal, segera menepis tangan El yang menoel-noel sebelah pipinya. Membuat Kiya semakin kesal saja. "Cantik banget sih.." Kiya semakin kesal, kala El semakin menjadi menggoda Kiya. Kring.. kring..kring Bell sekolah berbunyi, membuat mereka semua kembali duduk ke tempat nya masing-masing. Kiya sudah tentu duduk dengan Retha, Elzyo dengan Rean sedangkan Alfakhri duduk sendiri. Teman se bangku nya, Vino sedang pulang kampung ke Yogyakarta. Jadi dia duduk sendiri, bangku nya tepat di pinggir bangku yang di duduki oleh Retha. "Selamat pagi anak-anak." Ucap Pak Imron selaku guru yang mengajar Matematika di kelas X-1. "Sebelum kita memulai pelajaran, bapak mau memperkenalkan satu orang murid baru." "Cewek apa cowok pak." Saut Sella, yang menjadi cewek paling barbar di kelas. Dia juga termasuk teman nya Retha. "Huuu.." Surak semua teman sekelas. "Sudah sudah anak-anak. Mari masuk." Suara sepatu bersahutan dengan lantai, membuat suasana kelas diam. Tetapi beberapa saat kemudian, saat seseorang itu masuk suara riuh dari kelas terdengar gaduh, membuat pak Imron menggeleng-gelengkan kepalanya dan melerai. Sementara Al, tatapan nya memicing. Dia seperti tak aneh melihat wanita itu. Beda hal nya dengan Al, Rean dengan Retha malah menunjukkan wajah terkejutnya. Seperti sedang melihat hantu saja. "Silahkan perkenalkan nama kamu," ucap Pak Imron, saat suara anak-anak sudah tenang. "Hati-hati" Satu kata itu terlintas di hati Rean, pria itu mengerutkan kening. Maksud dari hati-hati itu apa? Dan kenapa dirinya harus berhati-hati? "Perkenalkan nama saya, Khalisa kanaya. Panggil saya Lisa, semoga kita bisa berteman dengan baik." Semua orang riuh dengan perkenalan Lisa. Tetapi tidak dengan Rean. Pria itu malah memikirkan sesuatu yang lain. *** Cobalah terdiam sejenak untuk memikirkan bagaimana caranya agar kita dapat menyelesaikan teka-teki ini bersama-sama. Bisakah kita tidak bermusuhan setelah mengetahui semua yang terjadi nantinya? Bisakah nanti nya kita tidak saling membenci? Atau malah teka-teki ini mengakibatkan siapa yang memecahkan nya terlebih dahulu dialah yang menang. Apapun itu, Reandra tak ingin sampai bermusuhan dengan siapapun. Dia ingin---- BERSAMBUNG **** Pagi ini udara sangat sejuk, embun di dedaunan yang tersinari matahari sangat membuat udara begitu asri. Retha tersenyum kecil menyambut pagi yang indah ini, dia bergegas memakai sepatu dan naik ke dalam mobil yang akan dibawa oleh Rean. "Kakak tunguuuuu!" Teriak Gadis belia yang menggendong tas berwarna pink itu berlari kecil. Wajah nya yang imut, serta kunciran rambutnya yang senada membuat Kiya semakin lucu. Reyna dan Reynand yang berada di depan, menyaksikan kepergian kedua anak nya memicingkan mata saat wanita itu berlari. "Kenapa?" Tanya Retha. "Kiya nebeng ya, soalnya lagi berantem sama abang." Jawab Kiya seadanya. Reyna dan Reynand menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali, mendengar kabar Kiya dan Elzyo berantem sudah tak asing bagi mereka. "Yaudah ayo masuk." Jawab Retha, dia duduk di belakang bersama dengan Kiya sedangkan Rean duduk di depan seorang diri. "Masa kakak di jadiin sopir kalian sih." Ucap Rean sembari mendesah pasrah. Sudah tidak aneh jika seperti ini, daripada banyak bicara lebih baik Rean segera berpamitan dan menyetir. Tak apa sendirian di depan juga yang penting kedua adik nya tak rewel seperti anak kecil yang ingin di belikan mainan. *** "Hi cewek." Wajah kiya masih terlihat jutek, ia memang kesal pada kakaknya, tepatnya pada Elzyo. Dari bangun tidur sampai sekarang masih ada saja sesuatu yang membuat Kiya kesal. Dari saat rebutan mengacak lemari kaos kaki Kiya sampai s**u nya yang ia minum. Padahal Elzyo juga punya s**u nya yang di buatkan oleh Mommy nya dan punya lemari kaos kaki. Aneh sekali memang Elzyo, selalu membuat Kiya kesal bukan main. "Cewek, lirik sini dong. Syuttt..." Kiya yang kesal, segera menepis tangan El yang menoel-noel sebelah pipinya. Membuat Kiya semakin kesal saja. "Cantik banget sih.." Kiya semakin kesal, kala El semakin menjadi menggoda Kiya. Kring.. kring..kring Bell sekolah berbunyi, membuat mereka semua kembali duduk ke tempat nya masing-masing. Kiya sudah tentu duduk dengan Retha, Elzyo dengan Rean sedangkan Alfakhri duduk sendiri. Teman se bangku nya, Vino sedang pulang kampung ke Yogyakarta. Jadi dia duduk sendiri, bangku nya tepat di pinggir bangku yang di duduki oleh Retha. "Selamat pagi anak-anak." Ucap Pak Imron selaku guru yang mengajar Matematika di kelas X-1. "Sebelum kita memulai pelajaran, bapak mau memperkenalkan satu orang murid baru." "Cewek apa cowok pak." Saut Sella, yang menjadi cewek paling barbar di kelas. Dia juga termasuk teman nya Retha. "Huuu.." Surak semua teman sekelas. "Sudah sudah anak-anak. Mari masuk." Suara sepatu bersahutan dengan lantai, membuat suasana kelas diam. Tetapi beberapa saat kemudian, saat seseorang itu masuk suara riuh dari kelas terdengar gaduh, membuat pak Imron menggeleng-gelengkan kepalanya dan melerai. Sementara Al, tatapan nya memicing. Dia seperti tak aneh melihat wanita itu. Beda hal nya dengan Al, Rean dengan Retha malah menunjukkan wajah terkejutnya. Seperti sedang melihat hantu saja. "Silahkan perkenalkan nama kamu," ucap Pak Imron, saat suara anak-anak sudah tenang. "Hati-hati" Satu kata itu terlintas di hati Rean, pria itu mengerutkan kening. Maksud dari hati-hati itu apa? Dan kenapa dirinya harus berhati-hati? "Perkenalkan nama saya, Khalisa kanaya. Panggil saya Lisa, semoga kita bisa berteman dengan baik." Semua orang riuh dengan perkenalan Lisa. Tetapi tidak dengan Rean. Pria itu malah memikirkan sesuatu yang lain. *** Cobalah terdiam sejenak untuk memikirkan bagaimana caranya agar kita dapat menyelesaikan teka-teki ini bersama-sama. Bisakah kita tidak bermusuhan setelah mengetahui semua yang terjadi nantinya? Bisakah nanti nya kita tidak saling membenci? Atau malah teka-teki ini mengakibatkan siapa yang memecahkan nya terlebih dahulu dialah yang menang. Apapun itu, Reandra tak ingin sampai bermusuhan dengan siapapun. Dia ingin---- "PUSINGGGGGGGG" KAPAN TAMAT????
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN