bc

Sam, I Love U (Indonesia)

book_age16+
3.1K
IKUTI
52.6K
BACA
billionaire
opposites attract
second chance
friends to lovers
tomboy
self-improved
CEO
drama
sweet
bxg
like
intro-logo
Uraian

“Buka!! Buka pintu!!” teriak Adi Santosa seperti orang gila. Calon CEO muda penerus perusahaan ayahnya ini baru saja melarikan diri dari rumah.

“…”

“Ja... jangan... saya bukan gay,” kata Adi ketakutan seraya merangkak menjauh.

"Gue bukan laki, cumi! Perlu gue buka celana buat buktiin?"

"Hiiii.... jangaaan.... " Adi makin ngeri sambil menutup matanya dengan tangan.

“Dasar cowok b**o!! Buka mata yang bener!!” bentak Sam kesal.

****************************

Semua cewek langsung naksir Sam begitu ngeliat kegantengan dan postur tubuhnya yang keren.

Sam itu cuek dan serampangan. Usianya sekarang 25 tahun. Ia hidup sendirian dengan hati menjerit-jerit kesepian.

Sejak rumahnya jadi kos-kosan, hidup Sam berubah.

Adi masuk ke dalam hidupnya. Berbagai kekonyolan, cerita lucu, pertengkaran, kejadian yang manis, juga kepahitan, dan keharuan, melanda hidupnya bagaikan ombak besar tanpa bisa dicegah.

Ketegangan. Ketakutan...

Sam dipaksa menghadapi masa lalu agar bisa melangkah ke masa depan.

Apakah Samantha Johan mampu membuka hatinya kembali?

Terkadang, cinta datang ketika kita tidak berharap…

Follow IG @authorperidote untuk update informasi, termasuk bonus . Rencana Update 1-2 chapter seminggu. 

Link BONUS GAME n****+ ini sudah ada GRATIS dari author.

Copas link ini ke chrome atau browser h***:://tes.knoowly.com/VN

Game ini mengambil chapter-chapter pertama dari n****+ ini dan bisa dimainin berulang kali karena hasilnya bisa beda-beda. Pokoknya bikin NAGIH BANGET!

Lanjutannya? Ya tetep harus baca di DREAME kalo penasaran bangeeet.

chap-preview
Pratinjau gratis
Chapter 1: Lembur
Hari ini betul-betul hari yang sibuk di tahun 2005.    Sam memarkir motornya, dan berjalan tergesa-gesa masuk kantor. Matahari sudah tinggi sejak tadi. Sudah lewat jam makan siang. Benar-benar sial.    Hari ini bahkan jam beker tuanya tidak berhasil membangunkannya dari pulau kapuk. Tidak ada alasan untuk tidak masuk. Besok jam dua siang pekerjaannya harus selesai dan siap dipresentasikan. Mau tidak mau ia harus masuk kantor meskipun tubuhnya membujuk untuk tidur lebih lama lagi.    Tadinya ia bermaksud tidur 4 jam saja di rumah, setelah tiga hari habis-habisan lembur di kantor. Hasilnya, ia tertidur nyenyak selama 8 jam. Teman-temannya pasti sudah bekerja sedari tadi, mengingat mepetnya deadline.    Dengan jins belel, kemeja lusuh, dan tas ransel di punggungnya tidak akan ada yang mengiranya seorang eksekutif muda, alias pekerja kantoran. Sekilas, orang akan mengiranya calon office boy yang mencari lowongan untuk sesuap nasi.   Di salah satu gedung pencakar langit, di bilangan Jalan Sudirman, penampilan Sam terlihat mencolok di antara pegawai kantoran yang berpakaian rapi dengan setelan blazer atau jas.    Sekilas, satpam meliriknya curiga, namun id card yang menggantung di lehernya jelas-jelas menyatakan bahwa Sam adalah salah satu karyawan yang bekerja di gedung itu. Sam masuk ke dalam lift dan memencet angka 5. Ia bersandar di dinding dengan lelah.    Bayangan di dinding menunjukkan wajahnya yang kusut dan rambutnya yang awut-awutan, lupa disisir dan diikat asal-asalan. Hari ini ia tidak sempat minum kopi ataupun energy drink untuk mensuplai energi tambahan ke dalam tubuhnya.   Boro-boro! Sam buru-buru melompat dari kasur begitu mendengar suara Ivan, bosnya di ponsel yang terdengar panik bercampur kesal karena belum menemukannya di dalam kantor di saat-saat genting begini.    Pada dasarnya jam kerja di kantornya jauh lebih fleksibel dibandingkan di tempat lain. Maklum, karena pekerjaannya sebagai staf kreatif dari agensi periklanan, jadi ia diperbolehkan datang agak siang dan lebih longgar dalam berpakaian.    Tapi, konsekuensinya, tentu saja, akan ada banyak malam-malam lembur yang panjang dan tidak mengenal kompromi begitu tenggat waktu proyek tiba. Juga, tentu saja, tidak kenal ampun kalau bersantai-santai di saat seperti sekarang.              Tanpa banyak basa-basi, Sam langsung masuk ruangan dan bergabung dengan timnya yang bertugas menyelesaikan dummy iklan produk untuk perusahaan mie instan ternama. Sebagai seorang desainer komunikasi visual, sudah menjadi tugasnya untuk membuat berbagai rancangan konsep yang artistik sekaligus berdaya jual bagi klien. Tahun ini, di usianya yang ke-25, adalah tahun ketiga ia bekerja sebagai Art Director Junior.    Seperti hari-hari sebelumnya, hari ini ia sudah siap untuk lembur dan tidur di kantor. Satu setelan blazer terbaiknya sudah tersimpan rapi di dalam laci mejanya untuk mendampingi presentasi Tina, account excecutive, yang bertugas di depan klien besok.    Bukan hal yang aneh jika karyawan McCloud Company menginap di kantor. Perusahaan ini menerima proyek advertising dan graphic design. Jadi jangan heran kalau tiba-tiba saja ada seseorang yang tertidur pulas di kolong meja, seperti sebongkah mayat. Itu betul-betul pemandangan yang biasa.              “Minum, nih!” kata Nugraha sambil menyodorkan secangkir kopi panas. Wajahnya sama berantakannya dengan Sam. Cowok ini satu tim dengan Sam, selama tiga tahun terakhir. Jelas-jelas, sebagai teman senasib dan seperjuangan, ia tahu apa yang paling dibutuhkan dalam kondisi begini.              Tanpa berkata-kata, Sam meraih cangkir itu dan menenggak isinya sampai habis. Ia kemudian larut kembali dalam pekerjaannya berjam-jam kemudian. Hari itu benar-benar hari yang panjang. Entah berapa belas jam Sam dan timnya bekerja.    Yang jelas, begitu pekerjaan itu selesai, Sam langsung terkapar di kolong mejanya, seolah-olah lantai yang dingin dan keras itu seempuk kasur bulu angsa.    

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
76.6K
bc

Mas DokterKu

read
240.0K
bc

Broken

read
7.2K
bc

Ay Lub Yu, BOS! (Spin Off MY EX BOSS)

read
265.4K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
123.0K
bc

Marriage Agreement

read
594.4K
bc

MY DOCTOR MY WIFE (Indonesia)

read
5.0M

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook