Kemudian suara denting pintu lift, memberi kesempatan bagi Ryena untuk berpaling dari sorot menusuk Regar. Ryena maju selangkah, mempersilahkan Regar keluar lift lebih dulu. Tapi Regar menahan lengan wanita itu. “Kau belum menjawab pertanyaanku.” Sekali lagi Regar menatap langsung ke mata Ryena. Ryena mengerjap dengan cepat. Tak menyangkan dengan keantusiasan berlebih yang ditunjukkan Regar akan malam itu. “Saya tak sempat mengatakan apa-apa kepada nyonya Eyrin karena ponsel saya hancur.” “Lalu apa yang hendak kaulaporkan?” kejar Regar lagi ingin tahu. Dan bukan karena ia tak tahu. Ia hanya ingin mengetes reaksi Ryena. Apakah wanita itu masih bisa terlihat begitu abai setelah mereka tidur bersama atau tidak. Dan ternyata Ryena lebih teguh dari yang ia perkirakan. “Saya mengantar An