“Terima kasih sudah membantu.” Eyrin mengabikan semburat kecewa di wajah Selly ketika ia menyuruhnya memasukkan Edgar di mobilnya alih-alih taksi yang sudah wanita itu pesan. Selly mengangguk, dengan senyum tipis yang kaku. “Dia belum pernah terlihat semabuk ini. Apa sesuatu terjadi?” Eyrin tak mampu menahan rasa jengkel akan kalimat belum pernah yang diucapkan Selly, seolah wanita itu sangat mengerti Edgar. Melebihi dirinya sebagai seorang istri. Oke, baiklah. Ia memang tak sungguh-sungguh mengetahui seperti apa sebenarnya Edgar, dan ia tak akan membiarkan ketakutan akan Selly yang lebih mengenal Edgar membuatnya gelisah. “Edgar tak pernah sekalut ini jika masalah pekerjaan. Apa ini tentang kalian?” Eyrin menelan ludahnya. Menguatkan tatapan matanya menghadapi sikap mendominasi ya