42. Rio dan segala Rencananya

2145 Kata

Rinai hujan turun membasahi bumi. Suara gemuruh tetes hujan yang menghantam kaca mobil mengiringi perjalanan mereka pulang ke rumah. Novan tengah fokus membelah jalanan yang diguyur hujan deras. Sementara Alvin duduk di kursi belakang bersama Almira yang masih gemetaran. Tubuh perempuan itu kotor dan penuh luka di sana sini. Jejak tanah melumuri pakaian perawatnya yang kusam. Rambut wanita itu kusut, dan wajahnya sembab. Almira pastti menangis setiap hari karena terkurung di ruang bawah tanah itu. “Dok, Widya … bagaimana?” Almira bertanya lirih. Suaranya terdengar serak dan lemah sekali. “Kamu jangan cemas, Widya bakal baik-baik aja, kok.” Alvin berusaha menenangkan. Almira terdiam. Alvin melepas jaketnya dan menyelimutkan ke tubuh Almira yang terasa dingin. Almira pasti ketakuta

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN