Siang itu, seluruh in laki-laki warga kampung Bahureksa berkumpul di rumah pak Cokro untuk rapat. Semua orang berdatangan dan berkumpul, mendengarkan dengan khidmat penjelasan kepala desa alias pak Cokro yang di rapat kali ini membahas tentang mbah Darsiem yang harus kehilangan nyawanya akibat dari penolakan untuk memberikan tumbal bayi perempuan. "Jadi, untuk ritual bulan purnama kali ini. Jangan sampai kemalangan di masa lalu itu terulang lagi. Kita semua tahu bagaimana kacaunya kampung ini waktu nggak ada tumbal yang dipersembahkan." Pak Cokro memulai diskusi antar warga. Seketika semua warga menjadi pucat pasi mengingat bagaimana kengerian desa waktu itu. Salah seorang warga menanggapi pernyataan pak Cokro. "Bener, saya masih bisa mengingatnya dengan jelas bagaimana desa ini seperti