Silvi memeluk bahu ibu Patmi tatkala kerabatnya yang menjemput putrinya meninggalkan rumahnya dan desa Bahureksa. Wanita itu tampak tak kuasa menahan air mata yang sejak tadi tidak berhenti mengalir dan berusaha untuk terlihat tegar dan menerima keadaan. Ia baru merasakan bayi itu di pelukannya selama dua puluh empat jam dan kini ia sudah berada jauh darinya. Sebagai seorang ibu, itu adalah hal terberat dalam hidupnya. Seharusnya, masa-masa awal bersama sangat bayi ia lalui dengan penuh sukacita. “Ibu yang sabar, ya. Bayinya pasti akan aman bersama orang tua Ibu di kota, kan Ibu Patmi juga sudah janji akan ke kota seminggu lagi, setelah perawatan pasca melahirkan Ibu selesai,” tutur Silvi yang mencoba agar wanita itu tenang dan berhenti meratap. Silvi menggosok lembut penuh simpati bahu i