Semenjak Syahla diangkat menjadi anak oleh keluarga Silalahi, Syahla pun tidak diperkenankan untuk bekerja membersihkan rumah lagi, sehingga malam ini, Syahla pun akhirnya memutuskan untuk tidur-tiduran di kamarnya. Lalu setelah bosan, Syahla pun langsung berdiri dan berjalan menuju balkon. Di sana dia memandang langit, di saat-saat seperti ini bayang adiknya kembali muncul. Dia mulai membandingkan kehidupan yang dia peroleh di Jakarta dengan adik-adiknya di kampung. Syahla tidak tahu apakah adiknya sudah makan atau belum. Dan pencariannya juga belum membuahkan hasil. “Ko lagi pada apa, Nang? Nok? (Kalian sedang apa, Dek?)” gumamnya seraya menatap langit. Hembusan angin malam mulai membelai pipinya, Syahla pun memilih untuk memejamkan mata dan menikmati belaian demi belaian yan