Berusia hampir 30 tahun walaupun masih beberapa bulan lagi,membuatku harus selalu mendapat teguran dan dorongan untuk segera menikah.Bukan hanya dari kedua orang tuaku,tapi juga dari dua sahabat baikku.
Aku tau nikah itu suatu keharusan,tapi bukan berarti aku harus terburu burukan??
"Lagi mau apa lagi sih Lil?"tanya Farah sabahat baikku sambil membuka kancing baju depannya untuk memberikan ASI pada Karenina putrrinya yang baru berusia beberapa bulan.
"Ya bukan berarti gue mesti panik trus nyomot lelaki sembarangan"protesku.
Sashi sahabatku yang satu lagi tertawa.Sashi malah yang lebih dulu menikah dan saat ini sudah hamil anak ketiga.Sashi malah sudah dua kali menikah.Gokil kan??,umur baru 33 tahun sudah dua kali menikah,eh apa malah sudah 3 kali ya??.
"Nikah ga seserem yang elo pikir Kal,santai aja sih,pasrah sama kuasa tuhan"kata Sashi.
Aku mendengus kesal.
"Gue bukan elo yang punya stok sabar.Girls,gue gawe di LSM khusus yang nanganin banyak kasus yang berhubungan dengan perempuan dan anak,setiap hari gue lihat gimana perempuan di rampas haknya,di sakiti,dan di aniaya.Belum anak yang jadi korban juga.Menurut kalian gue bakal dengan gampang nerima laki cuma karena gue takut di cap perawan tua?"keluhku.
"Emang elo masih perawan??"celetuk Farah dan membuatku ngamuk.
Farah dan Sashi terbahak sampai Sashi meringis mengusap perutnya yang membuncit.Kandungan Sashi kayanya udah besar banget deh padahal baru 6 atau 7 bulan.
"Gue mau tidur sama siapa??"jeritku kesal.
Mereka terbahak lagi.
"Ma guling mungkin ga??"tanya Sashi meledek.
Aku terbelak.
"Eh nyonya!!,jangan karena elo jadi istri CEO kaya raya dan keceh badai,buat elo berhak ledek gue"protesku lagi.
Sashi seketika diam tapi masih mengulum senyum.
"Kalo gitu cari yang baik dong.Laki banyak kali Kal.Laki gue salah satunya.Laki Sashi juga,walaupun semua butuh waktu untuk membuktikan itu semua"kata Farah sudah berhenti menyusui karena Nina biasa anaknya di panggil sudah tertidur.
Aku tercenung.
"Emang bakal ada?"gunyamku ragu.
"Pasti ada Kal....Elo cantik,pinter,walaupun lebih muda dari kita berdua,elo tipe yang ga manja dan cengeng.Elo punya pengalaman kerja di LSM perempuan,pakai pengalaman itu buat elo menyeleksi lelaki yang baik untuk jadi imam elo.Jangan jadiin pengalaman elo di tempat kerja jadi buat elo trauma dan lihat setiap laki bakalan sama semua.Ga semua laki b******k Kal,kadang perempuan juga berperan bikin laki jadi brengsek.Kita berdua percaya elo bukan tipe yang kaya gitu"kata Sashi sambil memperbaiki hijab panjang yang dia pakai.
Aku menatap Sashi yang tersenyum lembut.Benarkah yang Sashi bilang??.AKu memang yang paling muda di antar mereka berdua.Kami dulu bertemu karena kami tinggal satu komplek di perumahan khusus tentara.Ayah kami bertiga memang pensiunan marinir dengan jabatan akhir yang berbeda.Papaku dengan jabatan terakhir paling tinggi,kedua papa Farah yang sudah meninggal begitu juga ibunya beberapa tahun lalu.Ya Farah yatim piatu dengan dua kakak laki laki yang sudah menikah waktu itu.Beruntung Farah bertemu Nirham.Dokter specialist syaraf yang dia temukan saat berobat di rumah sakit karena sakit DBD.Cinta pada pandangan pertama dan mereka menikah dua tahun lalu.
Lalu papa Sashi.Sashi wanita yang punya kesabaran seluas samudra.Aku dulu tidak terlalu kenal dengan suami pertama dan terakhirnya.Kalo dengan dokter Alif suami kedua Sashi aku cukup kenal.Almarhum dokter Alif adalah sahabat suami Farah.Alif dokter duda tampan baik hati yang baik hati menikahi Sashi karena untuk menutupi kehamilan anak kedua Sashi saat Sashi harus bercerai dengan suaminya.
Alif yang baik hati dan tidak berumur panjang.Dia meninggal kecelakaan pesawat bersama keduan orang Sashi saat menunaikan ibadah haji.Sashi yang baru menyadari rasa cintanya pada dokter Alif harus merelakan kematian dokter Alif dalam kondisi mengandung anak dokter Alif.Aku yang dulu maish berkeliling pelosok tanah air karena pekerjaan hanya bisa mendoakan kebahagian Sashi menghadapi kematian dokter Alif sampai dia keguguran anak dokter Alif.Farah yang waktu itu baru menikah dan hamil tidak bisa membantu banyak.Kami cuma bisa saling mendoakan.
Aku tidak tau bagaimana ceritanya,akhirnya Sashi menikah lagi dengan suami pertamanya setelah sang mantan juga di tinggal meninggal istrinya.Aku dan Farah baru bisa benar benar datang di acara pernikahan Sashi yang ketiga.
"Tidak ada yang tau cara takdir tuhan bekerja,gue cuma bisa menjalaninya dengan sabar"jawab Sashi waktu aku dan Farah bertanya soal keputusannya menikah dengan suaminya yang terdahulu lagi.
"Elo nyaman Sas?"tanya Farah waktu itu.
"Nyaman atau ganya gue bukan tolak ukur.Buat gue bisa lihat anak anak gue happy cukup sista.Kita perempuan bisa apa selain menerima dengan ikhlas.Gue seorang ibu,apa pun bakal gue korbanin buat lihat anak anak gue happy"jawab Sashi.
"Elo ga sakit hati pernah cerai sama tuh laki?,apa karena sekarang tuh laki kaya trus keceh badai?"tanyaku sambil mengawasi suami Sashi yang sedang tergelak dengan teman sekaligus bosnya.
Aku kenal sih,kenal banget malah.Gerenino Sumarin,pengusaha muda sukses putra teman papaku.Lelaki sakit jiwa dan bucin parah.Udah mah mulutnya tetap sakit jiwa.Aku sempat kesal saat tadi berkesempatan menyapanya karena aku menyapa om Prass ayahnya yang jadi sahabat papaku.
"Eh tomboy....udah jadi cewe lo sekarang?"tanyanya menyebalkan.
Aku memutar mataku.Kalo ga menghormati istrinya yang cantik sudah aku sumpel mulut Nino sialan dengan sepatu hak tinggi yang aku pakai.
"Siapa Ino?"tanya istrinya manja.
"Anak om Edward Non....aku kayanya udah pernh cerita deh Non"kata Nino.
"Iyakah?,yang mana yang?"kejar istri Nino.
"Itu loh yang aku bilang,anak cewe om Edward yang demen diam di hutan buat kasih penyuluhan KB"jawab Nino lalu terbahak.
AKu terbelak.
"Mulut elo masih nyebelin ya?"ejekku.
Bukan mikir,malah makin kencang tertawa.
"Maaf.....aku Noni...eh salah deh....Queensha"katanya menyodorkan tangannya padaku.
Aku menyambutnya.
"Kalila....."desisku.
"Non....namamu Noni....aku aneh kalo dengar nama Queen"rengek Nino menyebalkan karena dia santai sekali menciumi leher istrinya yang sudah tergelak dan tak merasa risih karena perlakuan Nino.
"Suamiku memang gitu Kal,maafin ya!"kata Queensha atau Noni sih yang benar.
Dengan santai dia membiarkan Nino trus menciumi lehernya dan malah mengusap pipi Nino seakan memberi dukungan.
Aku tersenyum.
"Gue udah biasa sama kelakuan dia dari kita masih kecil dulu"kataku.
Noni tertawa.
":Akhirnya elo gue juga.Gue senang kalo kita nantinya akrab,teman gue ga banyak Kal,karena punya laki sakit jiwa kaya Nino"katanya sambil melirik Nino yang sudah berhenti menciumi lehernya tapi rangkulan Nino pada pinggangnya belum juga terlepas.
"Non aku marah loh kamu bilang sakit jiwa"protes Nino.
Noni tertawa.
"Hukum aku aja kalo gitu"jawab Noni santai.
"Benar ya!!,aku bakal pasung kamu di ranjang karena anak anak juga minta nginep di rumah mamaku.awas kamu bohong"ancam Nino.
Noni tertawa lagi.
"Ya...."jawabnya sambil mengulum senyum.
Aku hanya meringis karena Nino sudah mencium istrinya dihadapan banyak orang.Astaga ampun c***l sekali.
"AYAH!!!!!."jeda dua gadis kecil kembar yang cantik sekali.
Pasangan c***l itu melepaskan ciuman.
"Apa sayang ayah?"tanya Nino setelah berjongkok pada mereka berdua yang ternayata putrinya.
"Aku sama dede mau makan....ayo yah....jangan dekat bunda terus"rengek salah satu si kembar.
Aku dan Noni tergelak melihat Nino pasrah di tarik anak anaknya menjauh.
":Elo ga risih laki elo kaya tadi?"tanyaku.
Noni tertawa.
"Itu cara kami saling jaga Kal.Elo jadi gue deh!,punya laki tajir mana ganteng,ngeri kalo gue ga nurut,pelakor banyak"jawab Noni.
Aku tertawa.
"Elo juga cantik banget Non.Kalo orang ga kenal pasti mikirnya elo masih perawan"kataku.
Noni terbelak lalu buru buru merapat ke arahku.
"Jangan sampe Nino dengar elo ngomong gue masih kelihatan kaya masih perawan ya Kal!!,Nino bisa larang gue keluar rumah"pintanya berbisik.
Aku tertawa.
"Parah,dan elo tahan dia posesiv kaya gitu?"tanyaku.
Kali ini Noni tergelak.
"Sakit jiwa Nino sih.Tapi gue bersyukur karena buat gue itu caranya menunjukan kalo cuma gue satu satu orang yang dia cinta"jawab Noni sambil menggeleng ke arah Nino yang mengacungkan piring berisi cake dari kejauhan.
Aku jadi diam mengawasi Nino yang sabar menghadapi kedua putri kembarnya dengan tatapan tetap pada Noni dan Noni juga sama.
"gue sih ga tahan punya laki kaya gitu"komenku.
Noni tersenyum.
"Bagus dong,gue harap perempuan lain juga ga tahan Kal,bisa mati gue kalo sampai Nino berpalig"jawab Noni.
Fiks sama sama bucin.Dan mengalirlah obrolan kami soal pekerjaanku karena Noni terlihat antusias.Aku suka caranya mengobrol denganku.Selain terlihat antusias dia juga seperti mengerti apa yang aku ceritakan.Kita sampai duduk karena perintah Nino yang kembali mendekat setelah menyerahkan si kembar pada papa dan mamanya.
Yang membuatku semakin mikir Nino bucin parah pada Noni,itu saat dia santai menyuapi Noni makan cake yang tadi Noni tolak sambil mengawasi istrinya yang mengobrol denganku.Benaran b***k Nino sih,dia punya mata seakan cuma buat lihat Noni istrinya.Obrolanku dan Noni terhenti saat dia selesai menghabiskan cake yang Nino suapkan dan merengek ke kamar mandi.Aku terus mengawasi saat mereka berangkulan menuju kamar mandi dan Nino dengan sigap membawakan tas Noni saat Noni merengek minta tissu.
Apa mungkin ya aku dapat suami seperti Nino?yang kelihatan bucin parah?.Aku sangat mengenal Nino seperti aku mengenal anak anak teman papaku yang lain seperti Andra dan Brian Syahreza anak om Rafael Syahreza.Kenal Rendy dan Bobby anak Om Lukas.Mereka cowo cowo keceh dan tajir juga.Khusus b******k sih Andra dan Nino.Andra yang aku kenal dulu suka gonta ganti pasangan sampai kakakku Alice menolak saat papa menjodohkan dengan Andra.Andra juga ga mau sih,dan dia sekarang sudah menikah dengan gadis biasa sampai di karuniai tiga anak.Kalo Nino aku kenal b******k karena aku tau dari semenjak dia SD pernah kena kasus mencium gadis teman sekelasnya sewaktu dia kelas 6 SD.Gimana ga b******k Nino sih.
Aku tau semua karena aku dulu akrab dengan putri om Pras,Gladis yang jadi adik Nino.Gladis dan aku sebaya.Nino sebaya dengan kakakku Alice.Gladis juga sudah menikah dengan karyawan om Pras dan sudah punya anak tiga.Berarti cuma aku yang belum menikah.Nadine putri om rafael yang bontot aja sudah mau tunangan dengan putra memilik Smith Group.Pantas papaku sibuk sekali memaksa aku menikah.Aku jadi ketempuhan menghadapi tuntutan papaku yang mau sekali punya cucu karena kak Alice tinggal jauh dari kami untuk ikut suaminya tugas di Australia.Suami kakak kan diplomat jadi menetap di sana.Jadi walaupun sudah punya cucu dari kak Alice,papa tetap menuntut aku menikah dan kasih dia cucu.Gimana aku ga kesal.
Papa sampai menarikku keluar dari pekerjaan dengan cara mengancam bosku.Benar benar deh kekuasaan papaku.Aku jadi berhenti kerja dan masih luntang lantung ga jelas di Jakarta gara gara papaku.
"Kal kok bengong sih??"tegur Sashi melihat aku terdiam.
Aku tersenyum.
"Laki sama anak anak elo mana?"tanyaku karena menyadari rumah Sashi yang besar terlihat hening.
"Laki gue jemput Naya ekskul di sekolahnya,Yaka nginep di rumah mertua gue"jelas Sashi.
"Laki lo udah ga sibuk banget kaya dulu Sas?"tanya Farah.
Sashi ketawa.
"Sama sih,tapi sekarang di sibuknya di rumah.Anak anak protes kalo dia sibuk di kantor.Gue sih santai,gue udah cukup sibuk urus anak anak"jawab Sashi.
"Urus bapaknya mah malam ya bu"ledek Farah.
Sashi benaran terbahak.
"Ya....gitu deh"jawabnya lalu terdiam.
Aku dan Farah saling menatap.
"Ada yang salah lagi Sas?"tanyaku.
Sashi tersenyum sambil menggeleng.
"Ga....kalo ada pasti gue cari kalian buat cerita.Gue sekrang asli happy.Gue punya laki yang udah berubah jadi jauh lebih baik,punya anak anak yang sering ngajak berantem tapi mereka sayang gue.Untuk itu Kal,jangan takut hadapin pernikahan.Lelaki ga baik memang banyak,tapi yang baik juga sama banyaknya.Sebagai perempuan cukup bersabar dan sebisa muingkin menjalankan peran dengan baik.Entah sebagai istri,apalagi ibu.Cape sih tapi gue bangga lahir sebagai perempuan.Kalo laki gue bilang,saat elo belum cukup punya cinta untuk mencintai pasangan,cukup punya rasa kasihan untuk elo bertahan"kata Sashi lirih.
Aku terdiam.
"Maksudnya?"tanyaku.
Sashi tersenyum.
"Elo bakal ngerti kalo elo udah memutuskan nikah.Gue juga membenarkan kata laki gue saat gue nikah"kata Sashi.
Aku manatp Farah yang mengangguk setuju.
"MAMA!!!"suara Naya menjeda di ikuti suami Sashi.
"Hai.....girls.....gimana ekskulnya??"tanya Sashi bangkit menyambut anak dan suaminya yang mendekat.
"Biasa aja.Aku cape banget.Latihannya di perpanjang karena mau lomba"lapor Naya setelah berjinjit mencium pipi Sashi.
"Bukan kamu cape karena di ganggu Ello temanmu?"ledek suami Sashi gantian mencium pipi Sashi yang tergelak.
"Pah....aku ngambek lo!!.aku ke kamar ya mah....mau bobo"pamit Naya cemberut.
"Ya...salim dulu sama tante Kalila sama tante Farah"perintah Sashi menyingkir agar Naya bisa mendekat ke arahku dan Farah yang terduduk di sofa ruang tengah rumah Sashi.
"halo tante cantik"sapa Naya setelah mencium tanganku yang jadi bangkit karena Naya mesti ke arah Farah yang duduk di sofa lain.
"Kamu ekskul apa Nay?'tanyaku tepat Naya selesai mencium tangan Farah.
"Eh...nari daerah tante.Aku mau lomba tari Lenggang Nyai wakilin sekolah"jelas Naya.
Aku tersenyum.
"Keren!!"cetusku.
Naya tertawa lalu mencium pipi Sashi dan papanya.
"Aku pamit ya!!,benaran ngantuk parah.Pah jangan lupa pulsa handphoneku!!"pintanya sebelum berlalu naik tangga.
Suami Sashi hanya mengangguk.
"Kamu belum beliin Naya pulsa?"tanya Sashi.
Suaminya menggeleng sambil cengar cengir.
"Aku lupa.Eh kamu masih mau ngobrol kan?,aku mau bobo juga yang....ngantuk banget"kata suaminya sambil menatap kami.
Kami bertiga serentak mengangguk.
"Ya sana...ini obrolan perempuan!'kata Sashi mendorong bahu suaminya.
Suaminya tergelak.
"Dan obrolan kalian isinya pasti lelaki,karena aku lelaki jadi lebih baik masuk kamar"jawab suaminya.
Kami tergelak.
"Udah sana kamu ke kamar"perintah Sashi.
"Iya yang....kamu ga cium aku dulu?"goda suaminya.
Sashi merona dan aku berdua Farah sudah terbahak.
"Payah masih malu aja,padahal anaknya udah mau tiga"ledek suaminya lagi.
"Yang......"rengek Sashi manja.
Suaminya tergelak dan aku cengar cengir.
"Iya .....aku bobo,eh jagoanku ga bikin kamu repot kan?'tanya suaminya lagi sambil mengusap perut buncit Sashi.
Sashi menggelang sambil tersenyum.
"Ga....alhamduliah anteng...udah sana"usir Sashi malu karena suaminya sudah menunduk mencium perut buncitnya.
Aku dan Farah tergelak lagi dan mengawasi saat suami Sashi berlalu ke arah kamar utama mereka yang tak jauh dari ruang tengah rumah.
"Laki elo jadi romatis gitu ya Sas?"tanya Farah saat aku dan Sashi sudah duduk lagi.
Sashi tertawa.
"Buah kesabaran.Semua bakal indah pada waktunya kan?"jawab Sashi.
Aku dan Farah tertawa lagi.
"Ga apa nih Sas elo malah ngobrol sama kita?"tanyaku tak enak.
"Eh santai aja...laki gue emang selalu tidur siang kok kalo libur gini.Biar dia istirahat"jawab Sashi.
Aku dan Farah mengangguk.
Baru kami mau mulai ngobrol lagi saat suami Sashi kembali.
"Ada apa yang?"tanya Sashi bangkit.
Suaminya cengar cengir.
"Bisa bantu aku bentar ga??.Aku butuh celana pendek,nanti kamu ngamuk kalo aku ambil sendiri dan buat lemari berantakan"pinta suaminya.
Sashi memggeleng pelan.
"Gue tinggal bentar ya!!.Kamu tuh kaya Naka aja,udah bapak bapak ga bisa ambil baju sendiri"gerutu Sashi tapi menurut saat suaminya merangkul bahunya masuk kamar mereka.
"Elo kenapa?'tanyaku pada Farah yang tersenyum saat mengawasi Sashi.
"Gue senang lihat Sashi happy Kal,dia berhak bahagia setelah sekian lama kesakitan"jawab Farah.
Aku ikutan tersenyum.
"Ya buah kesabaran kaya Sashi bilang"jawabku.
Aku juga senang melihat Sashi happy.Cobaan hidup merubah Sashi jadi wanita kuat dan tahan banting,wajar kalo tuhan memberi dia hadiah atas kesabarannya.Apa aku bisa sesabar Sashi??.Mungkin waktu dan cobaan hidup juga yang akan membuatku belajar.Walaupun aku tidak pernah berharap jadi yatim piatu seperti Sashi dan Farah.Aku beruntung masih punya kedua orang tua walaupun kadang cerewet dan menyebalkan.
Sashi kembali tak lama kemudian.
"Laki tuh kaya gitu,ga pernah benar benar bisa melakukan banyak hal kaya perempuan.Jadi mesti bangga jadi perempuan.Laki mah cukup kerja benar dan bertanggung jawab sama keluarga udah cukup.Kita jadi perempuan yang mesti multi tasking jadi apa pun yang di butuhkan keluarga"kata Sashi lagi lagi memperbaiki hiabnya yang berantakan.
Aku memgangguk membenarkan.
"Ngomong ngomng ngapa lipstik elo belepotan Sas?,elo cipokan dulu??"ledek Farah.
Sashi merona dan buru buru mengambil tissu mengusap bibirnya.
"Anjir.......ibu malu di cipok yang udah halal"ledekku
Dan kami bertiga terbahak.
Memang menyenangkan bisa berkumpul bersama teman seperti ini.Kami tak berhanti berceloteh tentang apa pun sampai menjelang malam.Suami Sashi berhasil memaksa kami tinggal untuk makan malam sambil menunggu suami Farah menjemput Farah pulang.Lagi lagi aku melihat gimana harmonisnya rumah tangga kedua sahabatku.
Sashi yang telaten melayani suami dan anaknya makan walaupun suaminya terus menerus menyuruh Sashi duduk.Sashi menurut duduk setelah Naya putrinya mulai makan.Aku dan Farah sudah mulai makan dari tadi.Nina sudah di jaga suster karena tertidur di kamar tamu rumah Sashi.
Saat pulang gantian aku melihat Farah yang harmonis juga dengan suaminya.Dokter Nirham terlihat semangat merangkul bahu Farah ke teras dan terus menerus mencium pipi Farah yang sedang berceloteh tentang kelakuan Nina.Susternya sudah duluan masuk mobil saat Farah masuk mobil yang pintunya di buka dokter Nirham dan mereka berlalu dari rumah Sashi.
"Mau gue kenalin sama teman gue Kal?"tanya suami Sashi sambil merangkul bahu Sashi saat berdiri di teras rumah untuk melepasku pulang.
"Gue juga punya banyak stok Ga,cuma kan mesti di seleksi"jawabku.
Suami Sashi tergelak.
"Bahaya juga temanmu"komennya sambil melirik Sashi yang tersenyum.
"Kalo gitu buruan seleksi ya Kal,yang paling baik yang elo cintain"kata Sashi.
Aku memgangguk.
"Pesan yang setajir dan se ganteng laki elo boleh ga?"godaku.
mereka berdua tertawa.
"Udah sana pulang udah malam,ga baik perawan pulang sendiri di jalan"perintah Sashi.
"Serius Kalila masih perawan?"goda suaminya.
Aku dan Sashi tertawa.
"Kenapa ya semua orang mikir gue ga perawan?,gue lajang bukan jalang"protesku.
Mereka tertawa lagi.
"Ga nikah bikin elo jutek,karena hasrat ga tersalurkan"komen suami Sashi lagi.
Aku tertawa.
"Udah ah gue balik,kapan kapan kita ngobrol lagi'pamitku mencium pipi Sashi dan menjabat tangan suaminya.
"Hati hati Kal!!"jerit Sashi saat aku masuk mobil.
Aku mengangguk lalu berlalu dari rumah mewah Sashi.
Harusnya aku iri melihat kebahagian kedua temanku,mereka nyatanya punya suami dan kehidupan pernikahan yang harmonis.Tapi aku masih belum berhasil menghilangkan rasa takut dalam hatiku.
Kalo kalian punya pekerjaan sepertiku mungkin akan sepemikiran denganku.Aku setiap hari harus menghadapi kasus dimana para perempuan yang ga happy.Wajar sih kan aku kerja di Komnas HAM anak dan perempuan.Semua atas kekuasaan papaku dan dia menyesali hal itu sekarang.
"Bekerja di sana membuat kamu memandang sinis pada sebuah pernikahan dan antipati pada yang namanya lelaki"kata papaku saat aku protes karena dia berhasil membuatku resign dari kantorku.
Aku mana bisa melawan papa dan rengekan mama yang mau aku tinggal di rumah setelah aku lebih sering ada di luar kota untuk menyelesaikan kasus atau untuk memberikan penyuluhan dan seminar.
"Papa kasih kak Alice kerja kenapa papa suruh aku berhenti"protesku.
"Karena kakakmu tau kapan mesti berhenti untuk nikah dan bangun keluarga.Papa dulu setuju kamu masuk kerja di situ,karena papa mau kamu jadi wanita mandiri bukan wanita angkuh yang merasa ga butuh lelaki"jawab papa.
'Aku memang ga butuh lelaki kok"sanggahku.
"Oya?"ejek papa.
Aku mendengus kesal.
"papa mau ngomong soala apa sih saat bahas seorang lelaki?papa mau ngomong soal s*x yang cuma bisa di lakuian sama lelaki??,aku bisa pah tanpa perlu nikah"jawabku.
"Maksudmu one night stand atau kumpul kebo?"mama bersuara.
Aku jadi diam.
"Kal,papa percaya kamu ga akan seperti itu.Tapi bicara soal lelaki ga melulu memgarah pada s*x Kal.Kamu butuh lelaki untuk menerima peralihan tanggung jawab papa untuk menjagamu.Untuk memimpinmu bukan sekedar untuk melegalkan s*x"kata papa.
Aku menghela nafas.
"Pertanyaannya apa aku bakal ketemu lelaki yang kaya papa yang sayang mama sampai mama tua?.Aku ga ketemu pah'jawabku.
Papa menggeleng.
"Gimana bakal ketemu kalo kamu lebih banyak menghabiskan waktumu di pelosok pedesaan atau di tengah seminar yang mayoritas perempuan?.Kal.....papa tau ga mudah menemukan lelaki baik,tapi bukan berarti ga ada.Papa juga ga mungkin membiarkan kamu menikah dengan lelaki brengsek.Bisa papa habisi suamimu kalo sampai setelah menikahi kamu,terus nyakitin kamu"kata papa lagi.
Aku menghela nafas pelan.
"Ya udah....aku pasrah....terserah papa.Carikan aja aku lelaki yang menurut papa baik dan cocok untukku.Aku bakal nikah dengan orang pilihan papa"kataku pasrah.
Papa dan mama tertawa.
"Putrimu kenapa pasrah gini'ledek mama.
Aku memutar mataku dan papa terbahak.
"Kal....soal pilihan,kami membebaskan kamu yang mencari.Pejodahan belum tentu berakhir baik nak"kata mama sambil menusap kepalaku lembut.
"Itu alasan papa tarik kamu pulang.Papa akan carikan kamu pekerjaan yang berhubungan dengan kemanusiaan yang tak harus membuatmu keluar kota berbulan bulan dan lupa pulang.Kamu akan lebih punya banyak kesempatan bertemu lelaki untuk kamu seleksi Kal kalo kamu tinggal di sini dan bukan di pelosok daerah"kata papa.
Aku hanya diam.
"Kami sayang kamu,sayang banget.Selain soal kamu yang belum nikah,alasan kami mau kamu pulang,juga karena kami rindu kamu di rumah"kata mama lembut.
Kalo sudah kaya gini siapa yang bisa nolak?,permintaan orang tua yang kesepian dan rindu anaknya.Aku akhirnya mesti sabar nunggu papaku dapat pekerjaan yang cocok untukku.Aku sudah jadi perngamngguran lebih dari dua bulan di rumah.Pekerajanku cuma makan dan tidur.Sesekali aku keluar bersama teman teman kantorku dulu dan lebih banyak menghabiskan waktu menemani mama di rumah.Menyenangkan sih karena mama dan papaku memanjakan aku terus.Aku tak perlu ribut soal uang karena papa memberikan kartu kredit no limit untuk aku shopping atau hang out.Tapi malah aku jarang pakai karena aku bukan wanita hoby belanja.Kalo ada keperluan aja aku baru ke mall dan beli.Selebihnya aku di rumah.Perusahaan papaku sudah berjalan di bantu keponakan papaku.Perusahaan mamaku juga sama.Ketidakhadiranku dan kakakku membuat mama dan papa,merekrut sepupu kami untuk masuk perusahaan dan membantu mereka.Aku dan kakak ku justru santai melakukan pekerjaan yang kami suka.Papaku memang sebaik itu kok.Dia memberikan kami kebebasan melakukan yang kami suka dalam hal apa pun termasuk soal pekerjaan asalkan bertanggung jawab
Dan tibalah aku di rumah.Papa dan mamaku sedang berangkulan sambil menonton TV saat aku datang.
"Hai...."sapaku lalu duduk di sofa single di sisi lain mereka.
"Hai girls....are you happy today?"tanya papa.
Aku mengangguk.
"Farah sama Sashi sahat Kal?"tanya mama.
"Yap....."desisku.
Mamaku tersenyum.
"Sayang....papa udah dapat kerjaan buat kamu"lapor papa.
Aku berbinar.
"Benarkah?,dimana pah?"tanyaku antusias.
Papaku tersenyum.
"Sumarin Foundation"jawab papa.
"Punya om Pras??"tanyaku.
Mama yang mengangguk.
"Yayasan Om Prass urus apa sih pah?"tanyaku.
"Hm....khusus anak terlantar sih sebenarnya.Tapi belakangan,Gladis berhasil membentuk komunitas ibu ibu di lingkungan sekitar yayasan untuk berkresi dan menghasilkan barang barang dari limbah dan mempunyai nilai jual.No kekerasan pada perempuan dan konsen pada perlindungan anak,aman untukmu"jelas papa.
"Kenapa bisa aku kerja di situ?"tanyaku.
Papa menghela nafas.
"Suami Gladis menilai Gladis sudah cukup sibuk mengurus ketiga anaknya.Suaminya luar biasa sayang pada anak perempuan Gladis yang masih balita,jadi om Prass tanya papa apa bisa memintamu jadi kepala yayasan dan tentu saja di gaji"jelas papa.
Aku manggut manggut.
"So....kapan aku bisa melamar ke sana?"tanyaku.
"Kapan pun kamu mau,dan tak perlu surat lamaran.Om Prass dan Nino percaya kalo kamu punya kemampuan untuk memimpin yayasan itu Kal"jawab papa
Aku tersenyum
"Kalo gitu lusa aku kesana,papa atau aku yang bilang om Pras?"tanyaku.
"Biar papa yang atur"jawab papa.
Aku tersenyum dan mengangguk.
"Okey...kalo gitu aku pamit tidur ya pah....mah....aku ngantuk"pamitku bangkit .
Aku mencium pipi papa dan mamaku lalu beranjak ke kamarku.Akhirnya aku ga nganggur lagi.Aku juga penasaran dengan yayasan om Prass.Yang jadi permohonanku semoga papa dan mama ga ribet lagi suruh aku nikah.Aku kan udah nurut masa mereka bersikeras juga.
Soal jodoh biar tuhan yang memutuskan.Sashi benar....biarkan takdir yang bekerja,sebagai manusia cuma bisa berusaha yang terbaik dan berdoa,sisanya biar tuhan yang memutuskan.
###
Bingung ya kenapa aku malah up cerita baru dan bukan up sagara atau Nadine??.Tulisan ini yang ga perlu nunggu kontrak selesai karena aku tertantang untuk ikut lomba up setiap hari kesayangan aku semua.
Sagara dan Nadine akan tetap aku teruskan saat kontrak mereka selesai di urus dreame atau Innovel ya!!.
FYI,cerita ini fresh dan ga akan ada di Wattpad.Aku sengaja nulis untuk innovel atau dreame.Tapi aku akan posting cast mereka di akun IG ku @cici_olen kalo sudah beberapa chapter ya!!.
Cerita ini juga akan aku up setiap hari karena tantangan itu.Kalian boleh happy.
Apa kalian bingung bisa ada Sashi,Nino juga Noni di cerita Kalila??Jangan bingung.Aku memang membuat semua tulisanku saling berhubungan satu sama lain untuk mempertegas karakter tiap tulisanku dengan sudut pandang tokoh lain,dan supaya tulisanku seperti sebuah dunia halusinasiku yang menceritakan banyak permasalahan,isu dan konflik layaknya di kehidupan nyata dan agar ide menulisku semakin berkembang seiring berkembanganya karakter setiap tokoh tokoh imajinatif bentukanku.
So enjoy it...aku janji deh cerita ini ga akan kalah seru dengan tulisanku terdahulu,jadi jangan lupa klik love biar kalian bisa ikutin trus ya!!!
see you next part kesayangan aku semua.
Kiss and love