Glek! Aku menelan kasar ludahku sendiri. Kenapa coba nyonya Sofia ngajak aku ke sini? 'Tolong, Justine selamatkan aku! Duh, kenapa lagi aku lupa sama hapeku?' Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. "Ayo, turun Emily." Wanita paruh baya itu malah mengajakku turun dan di depan sana para karyawan butik sudah berjejer dan mungkin saja sedang menunggu kedatangan nyonya Sofia. "Nyonya-" "Panggil Tante saja." Tumben kali wanita paruh baya itu bicara dengan nada lembut padaku? Itu semakin membuat detak jantungku menggila. Jangan bilang aku mau dijadikan manekin di dalam sana saking nggak maunya dia menerima aku? "Ayo … apa kamu takut Tante jadikan kamu manekin di dalam sana, hmm?" Mataku melotot kaget, bagaimana bisa wanita paruh baya ini menebak apa yang sedang bermain di benakku saa