Bab 9

1018 Kata

Akhir pekan, Vian memilih untuk bangun lebih siang. Meskipun matahari sudah mulai terik, jam pun sudah berhenti diangka sepuluh. Tapi gadis berambut sepunggung itu masih betah bergelung dalam selimut tebal bergambar Teddy bear kesayangannya. Vian malah mengeratkan pelukan pada guling, untuk melanjutkan mimpi indahnya yang sempat tertunda gara-gara jam beker yang memekik kencang. Entah siapa yang sudah iseng menyetel beker-nya itu di jam yang sama saat hari sekolah. Dia tak tahu. Mungkin saja dia, tapi dia lupa. Yang pasti, mimpi indahnya bersama pangeran kesayangan terputus gara-gara nyanyian yang sangat tidak merdu beker menyebalkan. Vian mencoba kembali mengatur nafas. Mata birunya terpejam rapat. Dia ingin kembali terlelap agar mimpinya kembali berlanjut. Mimpi indah yang rasanya tak m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN