Vian masih memencet pangkal hidungnya yang tiba-tiba saja terasa perih, ketika Tara menghampirinya. Mengajaknya ke kantin bersama. Tak menjawab,Vian hanya menggeleng. Gadis itu segera mendongak ketika merasakan cairan hangat mulai mengalir, mencoba keluar dari hidungnya. "Lo kenapa, Vi?" tanya Tara khawatir. Gadis itu mengerutkan alisnya. Masih tak menjawab, Vian lagi-lagi menggeleng. Gadis itu terus mendongak sambil tangannya menggapai tas miliknya yang tergeletak di meja. Membuka tas cepat tanpa melihat, Vian menggeledah isinya. Beberapa saat mencari tapi tak menemukan, Vian meminta Tara membantunya untuk mencarikan tissue di dalam tas. "Bisa tolong cariin tissue di tas aku, Ta?" Vian masih mendongak. Sebelah tangannya masih memencet pangkal hidung. Berusaha menahan cairan hangat yang