Diamlah, jangan sakiti pita suaramu

1841 Kata

Rindu membelalak mendengar bisikan suaminya. Bisa-bisanya dia mengajukan syarat memalukan seperti itu. "Uh, kak Nadi. Kau sudah janji nunggu Rindu sampai dewasa." ucap Istrinya, meninju d**a Pernadi. "Tapi aku lapar, Honey." Meletakkan kepala di bahu istrinya dengan raut malas. Rindu mengernyit, tidak paham maksud pria itu. "Lapar?" Tanya Rindu bingung. "Mmm," Mulai mencium leher angsa istrinya. Rindu menahan geli, napas Pernadi terasa membakar di kulit lehernya. "Tadi ... Rindu sudah buatin sarapan sama Bibi Maria. Kakak turun dan makan." Berusaha melepas diri dari pria yang sudah mulai tak tahu aturan. "Bukan lapar makanan, Hun." bergumam di lehernya. Rindu terkikik, karena merasa geli. "Geli, geli, geli, jangan kak." Terkikik. Pernadi semakin liar memainkan lidahnya dileher yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN