Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Siapapun dalam doamu, aku juga turut mendoakan yang terbaik," jawab Sera kemudian pergi ke dapur. Arkan menghela napas panjang, ia salah mengira, awalnya ia pikir bila Sera akan bertanya siapa yang ada dalam doanya. Sikap Sera itu seperti meyakinkan sebuah kesimpulan yang selama ini membuatnya ragu-ragu. Berapa kali ia melihat sikap Sera, ia selalu nampak tenang dan biasa saja bahkan ketika dirinya bersama Renata, berbeda dengan Renata yang terkadang tidak bisa menyembunyikan perasaan cemburunya. Sekali lagi ... Arkan menghela napas panjang, seketika sesak menyeruak di seluruh bagian d**a. Mungkin tanpa disadari, sebetulnya ada sebuah perasaan yang tidak sengaja tumbuh dengan diam-diam, ia datang sembunyi-sembunyi, seolah pemilik hatinya sendiri tidak boleh tahu. Tapi kemudian setelah