Keheningan terasa di dalam kamar luas milik Bram. Dara belum juga membuka matanya ketika sang tuan tak jua menyentuhnya dalam waktu yang cukup lama. Padahal sebelumnya, lelaki itu seolah memperingati dirinya jika malam itu ia tak akan lolos begitu saja dari serangannya. Pikiran negatif-nya sudah berkelana liar dan jauh. Tak berapa lama, Dara mulai merasakan sentuhan di pipi kirinya. Tangan besar milik Bram yang begitu halus membelainya, membuat gadis itu terbuai tanpa disengaja. D*danya mulai bergemuruh seiring pergerakan jari Bram di area pipi dan bibir Dara. Namun, baru saja terjatuh dalam sentuhan lembut yang Bram lakukan padanya, aksi itu terhenti. Dara merasakan tangan sang tuan menjauh. Rasa kesal dan kecewa menghinggapinya. Aksi harapan yang Bram lakukan, memaksa membuka kedua m