Glores 8 - Kisah Malang Gadis Desa

2238 Kata
Glores 8 - Kisah Malang Gadis Desa Gadis desa Mugini sedang berjalan santai di perkebunan teh milik kepala desa. Yang mana kepala desa itu adalah ayahnya sendirian. Kamila Pramesti, anak kepala desa yang cantiknya seperti matahari di siang hari dan seperti bintang di malam hari. Ini terus bersinar di setiap waktu. Banyak sekali para pemuda desa Mugini yang ingin mempersuntingnya. Kecantikannya membuat semua orang berlomba-lomba mendapatkan hatinya. Namun, tidak ada satupun dari para pria yang melamar Kamila yang bisa menaklukkan hati Kamila. Desa Mugini ini adalah salah satu desa yang cukup terkenal di pulau Glores. Tidak heran Kamila, sang gadis desa juga menjadi terkenal. Karena Setyo ayahnya Kamila, termasuk kepala desa yang sangat perduli pada rakyatnya. Saat ada gosip tentang hantu Fear Gozeus yang suka mengambil aura manusia. Setyo jadi sangat memperketat aturan di desanya. Setyo tidak mau warganya menjadi korban dari hantu Fear Gozeus. Sebetulnya, Setyo percaya tidak percaya dengan hantu bernama Fear Gozeus itu. Karena memang dia belum pernah melihat wujud Fear Gozeus. Ia hanya mendengarkan lagenda cerita ini dari orang tuanya yang sudah tiada. Meskipun Setyo percaya tidak percaya. Namun, Setyo harus tetap berjaga-jaga dengan melarang warganya keluar di malam hari. Karena memang katanya hantu Fear Gozeus datangnya pada malam hari. Setyo juga masih mencari keberadaan warganya yang hilang tanpa jejak itu. Memang begitu aneh, di pulau kecil ini. Ada cukup banyak warganya menghilang tanpa jejak. Semua itu karena rumor tentang legenda urban di pulau Glores. Legenda sang hantu Fear Gozeus yang belum juga terpecahkan. Katanya menurut ramalan yang ada. Akan datang enam orang yang memiliki kekuatan supranatural yang akan memusnahkan hantu Fear Gozeus itu. Namun, sampai saat ini. Belum ada yang bisa benar-benar memusnahkan hantu Fear Gozeus itu. Buktinya masih ada satu per satu warganya hilang. Khususnya pemuda dan pemudi. Meskipun Setyo tidak percaya dengan adanya hantu Fear Gozeus. Setyo tetap menjaga warganya, terutama anak semata wayangnya yang menjadi gadis desa di desa Mugini ini. Moha sang tetua pulau Glores juga terus mengingatkan untuk tetap di rumah saat malam hari. Karena hantu Fear Gozeus akan mencari mangsanya saat malam hari tiba. Hari ini Setyo akan kedatangan sahabat lamanya bernama Hendra. Mereka bersahabat sejak duduk di bangku sekolah. Setyo selalu menolong Hendra, karena sangat lemah. Hendra sakit jantung sejak kecil. Butuh banyak uang untuk biaya pengobatannya. Setyo terus membantu Hendra tanpa pamrih. Hingga mereka memutuskan, kalau mereka mempunyai anak. Dengan jenis kelamin yang berbeda. Mereka akan menjodohnya keduanya. Mereka harus menjadi satu keluarga. Dan inilah hari di mana Setyo dan Hendra akan mempertemukan Heru dan Kamila. Semoga saja mereka saling suka. Agar rencana Setyo dan Hendra segera di laksanakan. Kesan pertama saat mereka di pertemukan. Kamila langsung setuju dengan perjodohan mereka. Padahal Heru sama sekali tidak setuju dengan perjodohan yang di lakukan orang tuanya. Namun, Heru juga dalam posisi yang terjebak. Ayahnya yang sakit pasti tidak mau Heru menolak perjodohan ini. Kalau Heru menolak perjodohan ini. Sudah pasti Hendra akan kembali kena serangan jantung dan mungkin akan mati. Maka dari itu terpaksa Heru menerima perjodohan itu. Ia tidak mau kehilangan satu-satunya keluarga dalam hidupnya. Ibunya meninggal saat melahirkan Heru. Jadi hanya Hendra yang ia punya. Mau tidak mau Heru harus mau menerima perjodohan itu. Padahal Kamila sangat cantik. Kenapa Heru tidak tertarik sama sekali? Mau mencari yang lebih cantik seperti apa lagi sih? Kamlia rela menerima Heru dan mengorbankan banyak perasaan pria yang Kamila tolak lamarannya. Heru memang sudah dibutakan oleh ambisinya sendiri. Tanpa melirik kecantikan yang Kamila punya. ********** Heru dan Kamila resmi menikah. Heru berjanji pada dirinya sendiri. Ia tidak akan pernah menyentuh Kamila. Bahkan dia tidak akan menganggap Kamila ada dalam kehidupannya. Heru tidak percaya dengan yang namanya cinta. Karena hal itu akan membuatnya bertambah lemah. Karena sayangnya pada ayahnya. Membuat Heru jadi terpaksa menikahi Kamila. Padahal ia ingin bersenang-senang dulu di masa lajangnya. Yang Heru perlukan hanya teman tidur dan memuaskan hasratnya saja. Tidak untuk di jadikan status resmi seperti seorang istri. Beberpa bulan kemudian setelah nikah. Heru mulai bosan dengan aktivitasnya di rumah. Ia pergi ke klub malam. Ia menyewa dua wanita untuk memenuhi hasratnya malam ini. Karena ia tidak mungkin mau menyentuh Kamila yang sudah hampir setahun ini menjadi istri sahnya. Suatu malam, Heru membawa dua perempuan ke rumah mereka. Mereka tidur di kamar utama. Betapa sakit hati Kamila melihat kelakuan suaminya yang busuk itu. Ada apa dengan Heru? Padahal ia sudah mempunyai istri? Kenapa tidak disentuh sedikitpun? Padahal Kamila lebih cantik dari dua perempuan yang Heru bawa. Malah para lelaki di desanya sangat menginginkan Kamila menjadi istrinya. Sungguh sangat kejam perlakuan Heru pada Kamila. Untuk malam ini Kamila harus tahan emosi dulu. Dia akan bicarakan hal ini pada suaminya besok hari. Keesokan harinya, Kamila mencoba bicara dengan Heru. Mengenai apa yang ia lakukan semalam. "Kenapa kamu membawa perempuan lain ke rumah? Padahal kamu tak sedikitpun menyentuhku?" Tanya Kamila sambil menahan amarahnya. "Kenapa kamu tidak suka? Kalau begitu kita berceai saja. Sejak awal, aku tidak setuju dengan pernikahan ini," sahut Heru dengan wajah tanpa dosanya itu. Tidak ada sedikitpun rasa penyesalan setelah apa yang ia perbuat semalam. Sakit sekali rasanya hati Kamila saat mendengar apa yang di katakan Heru. "Lalu kenapa kamu menikah, kalau memang kamu tidak setuju?" "Karena ayahku punya hutang budi pada ayahmu. Mau tidak mau aku harus melakukannya. Pernikahan kita hanyalah sebuah status yang tidak akan pernah menjadi nyata. Jadi jangan harap kamu bisa mendapatkan cinta dariku," tegas Heru. Akhirnya uneg-uneg yang selama ini Heru pendam bisa terucapkan hari ini pada Kamila. Hanya sebuah status katanya? Sebegitu kejamkah Heru pada Kamila? Seorang wanita berstatus istri orang. Namun, nyatanya masih gadis. Tanpa di sentuh dan tanpa di lirik. Padahal Kamila adalah kembang desa yang paling cantik. "Kenapa? Apa tidak bisa sedikitpun kamu mencintai aku?" Kamila masih mengharapkan cintanya Heru. Meskipun ia telah di sakiti oleh Heru. Siapa tidak sakit, saat melihat suaminya membawa dua perempuan ke kamarnya. Bukannya b******a dengan istrinya. Malah b******a dengan dua wanita yang sepertinya tidak tahu malu. "Tidak! Aku tidak pernah mencintai seseorang. Karena cinta hanya membuatku lemah. Jadi jangan berharap cinta bisa aku kasih sama kamu. Kita sudah tidak cocok. Mari kita bercerai!" "Akan aku laporkan kelakuan kamu pada ayahmu! Kamu benar-benar sudah kelewatan batas. Istri kamu ini punya hati, Heru. Bukan hanya pajangan rumah yang tidak pernah kamu lirik!" Bentak Kamila. Rasanya ia sudah tidak bisa menahan rasa sakit yang ada di dalam dadanya. Medengarkan Kamila mengancam Heru. Heru lansung naik darah. Ia tahu betul kalau ayahnya sakit jantung. Kalau sampai Kamila melaporkan perlakuannya pada ayahnya. Ayahnya bisa saja meninggal karena serangan jantung. "Tidak! Kamu tidak boleh melakukan itu!" Kamila berlari ke arah pintu. Namun, Heru berhasil menariknya. Kemudian menyeret Kamila kedapur. Setan mulai menguasai pikiran Heru. Tanpa berpikir, ia mengambil pisau dapur. Kemudian menggores-goreskan pisau itu ke wajah cantiknya Kamila. "Sa.. sakit.." desis Kamila dengan wajah yang sudah di lumuri darah. Heru melepaskan piasu dapur yang baru saja ia pakai untuk melukai wajah Kamila. Tangannya langsung bergetar. Ia terkejut dengan wajah kacaunya Kamila. Heru benar-benar sudah dikuasai oleh napsu. Setan telah berhasil mempengaruhi pikirannya. Hal ini malah akan menjadi malapetaka bagi hidupnya. Sekarang bukan hanya ayahnya yang akan mati, karena serangan jantung. Jika melihat wajah Kamila yang sudah rusak oleh Heru. Mungkin saja Heru akan masuk penjara atas menganiayaan pada Kamila. Heru melihat segulung tali di dapur. Tidak berpikir panjang, Heru langsung mengikat kedua tangan dan kaki Kamila. Ia mengangkat Kamila sampai ke halaman belakang rumahnya. Heru menggali lubang yang cukup dalam di halaman belakang rumahnya. Setelah di rasa cukup. Heru melempar Kamila ke dalam lubang itu. Padahal Kamila masih bernapas, tapi ia tidak menggubris hal itu. Heru menutup lubang itu dengan tanah bersama Kamila yang masih hidup. Heru mengubur Kamila hidup-hidup, dengan wajah Kamila yang sudah hancur. Selesai menguburkan Kamila. Heru terduduk tangannya bergetar hebat. Ia telah membunuh istrinya sendiri. Heru tahu itu salah, tapi ia terpaksa melakukan hal itu. Agar Kamila tidak membuka mulutnya pada ayahnya. Didalam kubur, Kamila mulai merasakan sesak dan tidak bisa bernapas. Karena sudah terlalu banyak tanah yang menimbun dirinya. Perlahan napasnyapun mulai berhenti. Dan Kamila meninggal di dalam lubang yang di buat oleh Heru. Telepon rumah berdering. Heru yang masih ketakautan tambah takut saat mendengar deringan telepon di rumahnya. Namun, perlahan ia mulai mendekati telepon dan mengangkatnya. "Halloo.." ucap Heru mencoba setenang mungkin. "Hallo Heru. Apa Kamila ada? Hari ini kami mau mengajaknya jalan-jalan. Apa boleh ayah mengajaknya jalan-jalan?" Tanya Setyo. Heru lupa kalau hari ini hari Minggu. Setyo memang selalu mengajak Kamila jalan-jalan di waktu weekend. "Oh itu. Ayah telat, kemarin baru saja Kamila pergi bersama teman-temannya ke pulau Suji. Katanya dia mau berlibur bersama teman-temannya. Kamila memang dadakan untuk berlibur kesana sampai lupa kasih tahu ayah sama ibu. Maaf ya ayah," bohong Heru. "Oh begitu. Apa Kamila bawa ponsel? Soalnya sejak tadi ayah telepon tidak aktif ponselnya." Selidik Setyo. "Ponselnya tertinggal, yah. Aku juga bingung mau menghubungi Kamila nya. Nanti aku mau coba telepon teman-temannya dulu." Kebohongan demi kebohongan harus ia lakukan demi menutupi kebohongannya. Karena sekali berbohong. Akan ada kebohongan lainnya yang muncul, untuk menutupi awal kebohongannya. "Baiklah, nanti kalau sudah dapat kabar dari temannya. Kamu hubungi ayah ya, tiba-tiba perasaan ayah tidak enak. Teringat Kamila terus, ibu juga seperti itu," ucap Setyo. Tentu, orang tua akan merasakan sesuatu yang tidak enak. Ketika anaknya kenapa-kenapa. Ternyata ikatan batin antara Kamila dan orang tuanya cukup kuat juga. "Baik, yah," buru-buru Heru menutup telepon dari ayah mertuanya. Buru-buru Heru membereskan setiap jejak yang dia buat tadi untuk membunuh Kamila. Pisau dan skop yang menjadi barang bukti ia sembunyikan di gudang belakang rumahnya. Tentunya di cuci dengan bersih dulu. Tanah yang di pakai untuk mengubur Kamila. Heru letakan beberapa bibit bunga dan rerumputan agar tidak ada yang curiga. Bahwa Heru telah membunuh gadis desa itu. Kisah gadis desa yang malang ini berakhir tragis. Seandainya saja Kamila tidak langsung mengiakan perjodohan mereka. Mungkin Kamila lebih layak mendapatkan kehidupan yang bahagia bersama orang lain. Sehari setelah kejadian itu. Berita di televisi mengabarkan. Mobil yang membawa orang-orang berlibur ke pulau Suji jatuh ke jurang. Tidak ada korban yang selamat. Bahkan ada dua korban yang terbawa hanyut arus sungai. Heru punya ide busuk. Ia akan bilang pada keluarga Kamila. Kalau mobil kecelakaan itu ada Kamila di dalamnya. Karena orang tuanya tidak begitu mudah percaya. Mereka semua mengindetifikasi semua jenazah korban yang ada di mobil parawisata itu. Tidak ada satupun DNA yang sama dengan Kamila. Heru langsung bilang mungkin Kamila termasuk korban yang hanyut terbawa arus sungai. Setelah beberapa bulan polisi mencari jenazah Kamila. Akhirnya mereka menyerah. Karena memang jenazahnya tidak di temukan. Setyo mencoba menerima kalau putri semata wayangnya telah tiada. Namun, Kinan ibunya Kamila masih belum percaya. Kalau Kamila sudah meninggal. Ia akan percaya kalau Kamila meninggal. Dengan cara melihat jenazahnya secara langsung. Kinan masih meyakini kalau Kamila masih hidup dan bertahan di luar sana. Padahal, fakta di balik semua itu. Heru lah yang membunuh Kamila tanpa ada orang yang tahu. Heru sedikit tenang. Karena kecelakaan itu berhasil mendukung sandiwaranya. Meskipun Hendra sempat jatuh sakit karena mendengar tentang kecelakaan yang di alami Kamila. Namun, sekarang Hendra sudah kembali pulih. Setidaknya Heru tetap baik di mata ayahnya. Heru memutuskan untuk kembali ke rumah ayahnya. Ia tidak mau terus di hantui rasa bersalah terus, jika harus terus tinggal di rumah itu. Yang di mana jenazah Kamila terbaring di halaman belakang mereka. "Kamu pasti kuat nak, kamu tidak seperti ayah yang sakit. Tapi kamu tidak boleh seperti ayah. Kalau memang Kamila sudah meninggal, kamu boleh menikah lagi," nasihat Hendra saat mereka sedang duduk di ruang tamu rumah Hendra. "Aku masih sangat mencintai Kamila, ayah. Tidak semudah itu berpaling padanya," Heru mulai berakting. Tidak sengaja ia melihat ke arah jendela. Ada wajah yang sudah lama tidak pernah ia lihat. Namun, hari ini Heru melihatnya dengan banyak goresan di wajahnya. Ia tersenyum pada Heru. "Ka.. Ka.. Kamila?" Ucap Heru terbata-bata. Sudah beberapa bulan Kamila meninggal. Baru kali ini ia melihat Kamila muncul di jendela rumah ayahnya. "Apa maksud kamu? Kamila? Mana Kamila?" Tanya Hendra. "I.. itu yah, itu Kamila. Apa ayah tidak lihat? Dia sangat seram," ucap Heru masih dengan terbata-bata. Ia mulai ketakutan, apa benar yang ia lihat di hadapannya itu? "Sadarlah Heru! Di jendela tidak ada siapa-siapa." "Pergi kamu Kamila pergi!" Teriak Heru. Ia membawa tongkat besball di kamarnya. Kemudian keluar rumah. Tepat di depan jendela yang tadi muncul Kamila. "Sudah ayah bilang tidak ada kan. Kamu sepertinya harus banyak istirahat. Itu hanya halusinasi. Ayah juga pernah mengalami hal itu, istirahatlah di kamar," saran Hendra. Heru berpikir, mungkin yang ia lihat tadi benar-benar hanya halusinasinya saja. Kemudian ia pergi ke kamarnya. Mencoba menenangkan pikirannya. Ia baringkan tubuhnya di ranjang miliknya. Ia pejamkan matanya dengan paksa. Namun, seperti ada tangan yang memegangi pipi dan pinganggnya. Heru merasa di peluk oleh seseorang. Dengan cepat Heru membuka matanya. "Sayang, apa kamu merindukan aku?" Tanya hantu Kamila. Wajahnya masih bersimbah darah. Heru langsung melepaskan pelukan Kamila dari tubuhnya. Ia langsung tersungkur ke lantai. "Tidak. Kamu siapa? Jangan main main padaku. Pergi kamu!" Bentak Heru semakin ketakutan. "Aku ini istrimu sayang. Ayo lah, sekarang kamu tidak boleh menolak lagi aku tidur di samping kamu. Aku akan selalu bersama kamu," ucap hantu Kamila. "Tidak! Pergi kamu Kamila! PERGI!" Teriak Heru. Sekarang Kamila menjadi hantu yang bergentayangan. Yang meneror Heru siang dan malam. Biar Heru menyesali apa yang telah ia perbuat pada dirinya. Setiap hari Heru selalu berteriak nama Kamila dan mengusirnya. Banyak orang yang menyarankan. Untuk Heru di rawat saja di rumah sakit jiwa. Mereka kira, mungkin jiwa Heru terguncang saat ditinggal meninggal oleh istrinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN