part 3_penyesalan

1125 Kata
Haruskah Aya menyesali perbuatannya sekarang? Haruskah Aya mundur perlahan dan memutuskan untuk pergi dan tak kembali? Ucapan dokter Karen selalu tergiang didalam otaknya. Ucapan tentang kehidupannya yang masih sangat muda dan juga keputusan salah yang ia ambil. Ia menyetujui ini sama saja menyakiti hati wanita lain. Harusnya Aya menolak, harusnya Aya tidak memikirkan diri sendiri, harusnya Aya berfikir lagi bagaimana jika ia dipaksa menghilang setelah anaknya dilahirkan? Menyakitkan! jika itu benar-benar terjadi. Lalu apa yang Aya harus lakukan sekarang? Apa? Aya duduk tak nyaman didalam mobil Keanu, otaknya tak singkron dengan sikapnya. Bayangan mengerikan seolah menggelayuti perasaannya. Aya takut, Aya malu dan Aya ingin segera pergi. Aya ingin mati jika harus hidup seperti ini. “berhenti.” Seketika Keanu menghentikan mobilnya, menatap heran AYa yang masih duduk termenung dengan air mata yang turun tanpa henti. “ada apa Aya?” Aya masih tetap terdiam, gadis itu hanya memandang kosong keluar jendela mobilnya. Aya tidak mengidahkan pertanyaan Keanu, yang ada didalam otak Aya hanya pergi dan pergi. Persetan dengan keluarganya persetan dengan semua kenyataan yang akan selalu menghantuinya. Aya membuka pintu mobil Keanu lalu menutupnya kembali. “Aya ingin sendiri!” Aya terus berjalan tanpa menatap Keanu yang masih memandangnya heran melalui kaca jendela mobilnya. Keanu tau jika ucapan Karen mampu mengguncang psikis Aya, ucapan Karen yang seolah menyudutkan Aya dan juga keluarganya. Namun mau bagaimana lagi, memang itulah kenyataannya. Karen hanya memberi gambaran kehidupan masa depannnya kelak akan menjadi apa dan bagaimana? Keanu tidak menyalahkan dan juga membenarkan, yang Keanu inginkan adalah Aya merubah keputusannya dan kembali menjadi Aya yang ceria dan cerdas seperti dahulu. Tidak ada niatan Keanu mengejar Aya, mungkin dengan begini Keanu bisa membantu Aya untuk kabur dari masalah yang membelenggunya, kebobrokan keluarganya dan juga kesadisan warga kampung jika mengetahuinya. Lebih baik memutuskan sekarang dari pada menyesal kemudian. “pergilah Aya! Semoga dengan begini kau bisa menjadi wanita yang lebih baik lagi. Jangan kembali dan aku harap kau gugurkan janin yang baru berusia satu minggu itu.” Gumam Keanu, dan pada ahirnya ia memutuskan untuk melajukan kembali mobilnya. Biarlah dia bertindak kejam sekarang dari pada membuat Aya menyesal berkepanjangan kemudian. Vitaya terus berjalan menyusuri trotoar, guyuran hujan tidak mampu membuatnya berhenti melangkah, tangisan Aya tidak juga mereda, ia benar-benar down. Ia meraskan bagaimana sakitnya jika dibuang. Bagaimana jika kelak anaknya tidak memperdulikannya dan bagaimana perasaan istri sah Rangga jika tahu suaminya memiliki anak dari wanita lain meski ia tahu jika Andela tidak akan bisa mempunyai anak, ia sama sekali tidak membenarkan keputusannya. Ia tahu bagaimana rasanya dihianati. Tangisan ibunya setiap malam mampu menyadarkannya akan rasa sakitnya dihianati oleh pria yang paling dicintai. Aya benci ayahnya, Aya juga benci Erlangga, baginya pria sama saja, selalu mementingkan egonya tanpa tahu perasaan sebenarnya pasangannya. “kalian jahat!” teriak Aya sembari menangis dalam hujan. Tanpa Aya sadari langkahnya semakin membawanya menjauh, ia tak tahu kemana ia harus melangkah. Ia benar-benar bingung dengan keputusannya. Ia benar-benar takut untuk kembali, Aya tidak mau menjadi orang ketiga ditengah-tengah kebahagiaan suami istri yang sah. Aya tidak ingin menjadi pelakor muda yang nantinya akan banyak dihujat dan terluka, Aya tidak mau itu. *** “dimana Aya?” Tanya Hanna saat melihat Keanu datang sendiri tanpa Aya disampingnya. “gak ada!” santai, Keanu berjalan santai tanpa ada niatan untuk memberitahu atau menjelaskan keberadaan Aya. “kamu ini kenapa?” tarikan kuat pada kaos yang dikenakan Keanu membuat pria itu mau tidak mau menghentikan langkahnya. “apa sih mik?” Keanu menarik kembali kaosnya lalu kembali melangkah. “dimana Aya?” teriak Erlangga yang baru saja keluar dari dalam kamarnya. Tersenyum sinis, Keanu menunjukkan senyum sinisnya. Rasanya ia ingin meludahi wajah Erlangga sekarang juga, ia benci kepada kakaknya. Ia juga benci keluarganya yang berhasil membuat Aya mengambil keputusan salah. Baru kali ini ia merasakan kekecewaan yang amat sangat. Sungguh! Ia kecewa dengan keluarganya, ia kecewa dengan semua kegilaan keluarganya. Ia kecewa dan juga terluka secara bersamaan. “Aya pergi! Aya tidak akan pernah kembali.” Teriak Keanu marah. “kamu gila Kent! Didalam rahimnya ada calon keponakan kamu! Ingat itu.” Teriak sang ibu. “kalian semua gila! Kalian yang gila. Apa kalian tidak berfikir bagaimana kelak masa depan Aya? Apa kalian tidak bisa berfikir jernih? Ini dosa! Kalian semua berdosa. Jangan mempermainkan rakyat kecil, kalian harusnya membantu degan iklas bukannya malah memanfaatkan keadaan mereka.” Keanu berteriak seperti orang yang tengah kesetanan, namun itulah bentuk kekecewaannya terhadap keluarga. Keanu marah! Ia benci melihat kegilaan keluarganya. Cucu? Keinginan besar keluarganya terhadap cucu mampu membuat keluarganya tidak berfikir normal. Sungguh Keanu kesal dengan itu semua, gadis yang ia cintai menjadi korban kegilaan keluarganya. Gila cucu dan menantu sempurna. Sial! “umi!” Keanu menatap Hanna. “umi tahu jika dalam agama ini salah dan dosa. Lalu kenapa umi lakukan?” “ini semua umi lakukan demi_-“ “cucu?” sela Keanu. Hanna menggeleng. “keturunan.” Keanu terkekeh geli, namun dibalik senyum konyolnya tersimpan perasaan kekecewaan yang sangat besar. “Kent bisa berikan itu terhadap umi. Keluarga ini akan mendapat keturunan jika Kent menikah kelak.” “lo gak bakal bisa!” teriak Rangga. “lo gak akan bisa lakukan itu.” Keanu mengeryitkan keningnya. “gue gak bisa karena gue belum menikah bang.” “lo__” “Rangga!” cegah Hanna disertai gelengan memohon. “ada apa?” Tanya Keanu heran saat melihat sang ibu yang menggeleng dengan wajah memohon. “umi jika Kent tidak diberi tahu dia akan bersikap seperti ini, biar dia tahu dan mungkin dengan begini Kent akan sadar letak kesalahannya.” “katakan bang.” Ucapnya lirih. Rangga menghembuskan nafasnya kasar lalu memeluk sang ibu. “lo gak akan pernah bisa mempunyai keturunan.” “apa maksud lo bang?” suara Keanu terdengar semakin melemah. “dokter yang memeriksa lo berkata jika kecelakaan fatal yang lo alami tidak akan bisa membuat lo kembali normal! Yang dia maksud normal adalah lo yang gak akan bisa lagi memiliki keturunan.” Keanu terkekeh sumbang. “lo bohong! Bukankah lo bilang jika itu lo lakukan karena gue yang gak mau mengikuti jejak abi?” “gue bohong! Dan itu gue lakukan demi elo dan bokap.” Hanna menangis tersedu didalam pelukan Erlangga. Ia tidak bisa melihat kesedihan diraut wajah sang anak, ia terlalu lemah jika melihat anaknya terluka. “umi! Umi katakana jika itu tidak benar?” paksa Keanu dengan suara lemahnya. Hanna mengangguk. “umi bohong.” Sekuat-kuatnya pria pada ahirnya akan menangis juga jika melihat ibunya menangis kerena dirinya. “katkan umi hanya ingin membela bang Rangga.” Hanna lagi-lagi menggeleng. Dan tangispun semakin menjadi, kini Keanu berfikir. Betapa mengenaskan dirinya dibandingkan kakaknya. Kenyataan konyol yang selamanya tidak akan pernah ia percayai. Keanu jika tuhanlah yang mengatur semuanya, semoga keajaiban kelak akan datang kepadanya dan juga keluarganya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN