“no!” Seketika Aya mendorong tubuh Angga lalu melangkah pergi meninggalkan Angga yang masih mengusap tengkuknya berulang kali sambil mengulas senyumnya. Bibir berteriak no way tapi dia menikmati setiap sentuhan yang Aya berikan. “Dasar wanita!” Gumamnya sambil meraih layar laptopnya dan melangkah menyusul Aya yang sudah lebih dulu melangkah kearah kamar mereka berdua, setidaknya Aya tidak lagi kembali kekamarnya sendiri Angga rela menahannya sedikit lagi agar Aya bisa terbiasa nyaman berada didekatnya. Sesampainya dikamar, Aya melihat ponselnya tanpa berkedip, sepertinya dia tengah menerima pesan dari seseorang yang entah siapa itu. Wajah memerah Aya membuat Angga sedikit panik, dengan cepat dia meletakkan laptopnya diatas meja lalu berlari kearah Aya. “ada apa?” tanya Angga dengan w