Baru saja keluar dari rumah sakit, Angga sudah membuat Aya tidak henti-hentinya mandi malam. Ingin rasanya dia pindah kamar, namun saat melihat wajah lelap suaminya, Aya tidak ingin beralih dari ranjangnya. Meski lelah dia ingin tetap disampingnya saat ini, memandang wajah tampan itu saat tertidur pulas, Aya tidak ingin terlalu banyak bergerak. Jika dia bergerak sedikit saja Angga akan kembali terbangun dan menerkamnya lagi dan lagi. Bukannya tidak suka tetapi melihat kandungannya yang sudah menginjak enam bulan kurang begitu baik jika terlalu sering. “Kangen sih kangen tapi nggak harus bikin Aya mandi berulang-ulang juga kali mas!” Gumamnya kesal sambil menoel pelan pipi putih itu. “Nanti kalau Aya kenak flu, harus tanggung jawab kamu mas!” kekehnya pelan. Aya sengaja tidur menghadap