Bola mata gadis itu melirik pelan. Mata keduanya saling terpaut. Mengirim getaran listrik yang membangkitkan api semangat. Lamat-lamat, wajah itu semeringah, bersinar kembali. Asa memperjuangkan masa depan untuk hidup bersama, melesat, terhujam, bersemayam di d**a. Bryan menukar minuman, disesepnya jus jeruk bekas gadis itu sembari menggeser jus miliknya ke Nadira. Gadis itu mengernyitkan dahi, tak percaya yang barusan dilihatnya. Dia menukar jus? Sedetik kemudian ia tertunduk malu. Menyembunyikan rona wajah. Debaran itu kini terasa indah, kuntum cinta bermekaran di d**a. Malu-malu, ia mensesep jus bekas isapan Bryan. Melihat rona gadis itu, jantung Bryan meletup-letup bagai kembang api. Ia berusaha menahan diri agar tidak memberi dosa pada pujaan hati. Tangannya sibuk mengetuk ngetuk