Nadira keluar dari kamar mandi, wajahnya basah dengan keringat dingin. "Dira, kamu sakit?" "Nggak, Bun. Cuma mules. Mungkin salah makan!" jawabnya ragu. "Mau ke dokter?" "Nggak usah, Bun, nanti juga sembuh sendiri." ujarnya sembari duduk di samping bunda. "Dira ... Ada masalah apa? Dari semalam kamu mengurung diri terus di kamar. Habis jalan pagi, balik lagi ke kamar. Ada apa, Sayang?" Jemari lembutnya, membelai rambut hitam Nadira. Gadis itu diam tertunduk. Diliriknya lagi jam, sudah pukul satu lebih lima belas menit. Hatinya perih, ada kabut di mata, perlahan, buliran bening menetes dipipi. Bunda segera merangkul, merebahkan kepala putrinya di pundak. "Mas Bryan janji, hari ini jam satu akan datang, Bun. Tapi sudah pukul satu lebih, dia belun datang juga." Bunda melirik
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari