Part 1
Namanya Lastri, umurnya baru menginjak 25tahun. Dia seorang ibu rumah tangga biasa seperti pada umumnya. Dia memiliki seorang putri yang berumur 5tahun, parasnya manis dengan kulit kuning langsat hidung mancung dan alis tebal berwarna hitam legam yang membentuk bulan sabit. Sebelum menikah dengan Arif dia merupakan gadis kembang desa ditempatnya tinggal.
Sejak menikah dengan Arif dia memilih mengikuti suaminya tinggal di desa kelahiran suami. Mulanya tinggal bersama dengan mertua hingga beberapa tahun sampai bisa bikin rumah sendiri, suaminya Arif 30tahun seorang pedagang sembako yang mempunyai kios di pasar dan terbilang cukup ramai pengunjung. Seorang pekerja keras yang tak kenal lelah banting tulang demi keluarga kecilnya demi mewujudkan keinginan istri tercinta untuk memiliki sebuah istana sendiri.
Usaha yang keras tidak pernah menghianati hasil, akhirnya keinginan Lastri untuk memiliki sebuah rumah terwujud sehingga tidak merepotkan mertuanya terus.
Awalnya semua berjalan apa adanya dan tidak ada yang aneh dengan kehidupan rumah tangga mereka hingga suatu hari terdengar desas desus yang mengatakan bahwa lastri mempunyai PIL "pria idaman lain" padahal suaminya seorang yang sangat mencintainya dan keluarga kecilnya.
Mulanya Arif masih cuek dan tak pernah menghiraukan omongan tetangga hingga akhirnya dia menemukan chat seorang pria di hape istrinya yang isinya chat orang yang sedang jatuh cinta. Pikiran Arif mulai terganggu dan jiwa keponya mulai meronta untuk menyelidiki apa yang sedang terjadi sebenarnya.
Lastri merebahkan diri disamping suaminya yang terlihat gelisah sehingga memancingnya untuk bertanya
"Mas, kamu kenapa kok terlihat gelisah sekali tidak seperti biasanya"
"Gak papa sayang, cuman mas agak kepikiran sesuatu, bolehkah aku menanyakannya kepadamu?"
"Tentu saja boleh, mas mau tanya apa? "
"Sebenarnya kemarin itu mas tanpa sengaja melihat wa di hapemu, ada chat dari seseorang yang memanggilmu dengan sebutan mesra, siapa laki-laki itu dan apa hubungannya denganmu? tolongjawab jujur aku takkan marah".
Dengan santainya Lastri menjawab kalau itu no nyasar, sambil menarik selimutnya dan tertidur membelakangi suaminya.
"oh .. . ituuu salah no aku juga gak tau siapa yang kirim, kamu lihat sendiri no nya tidak aku simpan kan? " balasnya.
Arif mengangguk mengiyakan jawaban istrinya, kemudian mencoba memejamkan mata dan tertidur sedangkan Lastri dalam hatinya berkata " selamet, selamet, selameet untunglah aku tak menyimpan no mas Wira".