PART. 19. MY FAMILY *

2255 Kata

Satria sudah selesai berpakaian saat Siti keluar dari kamar mandi. Siti menatap ke arah leher Satria, tanda merah itu terlihat sangat jelas tercetak di sana. "Aa ... nggak punya baju yang lehernya tinggi ya?" tanyanya. Satria menggeleng. "Enggak ada, emang kenapa?" "Itu … gimana nutupinnya?" "Itu apa?" goda Satria. "Itu ... merah-merahnya bisa nggak dikasih plester atau apa gitu biar nggak kelihatan?" Satria tertawa. "Sayang ... kalau ini dikasih plester orang malah bakal banyak tanya, 'kenapa lehernya? Luka ya? Luka kena apa? Gitu, Sayang. Kalau dibiarin ginikan orang nggak bakal tanya-tanya, paling diledekin atau jadi bahan bisik-bisik." "Tapi Aku malu, Aa." "Enggak usah malu, Sayang, ini kan bukan perbuatan dosa, kita kan suami istri halal mau ngapain apa aja," jawab Satria.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN