Waktu terus berjalan cepat. Sebulan kemudian Iyan menjemput Mira ke Ciemoh dan membawanya ke Jakarta untuk memperkenalkannya kepada Tio dan juga penghuni rumah lainnya. "Mi, Abah, Mira pamit dulu," pamit Mira kepada orang tuanya. "Iya hati- hati ya Neng," ucap Bu Sari seraya memeluk putri bungsunya penuh cinta. Ia sangat mencemaskan kepergianya. "Titip neng Mira ya Den," ucap Haji Rahman, pria itu pun merasakan hal yang sama dengan sang istri. "Abah dan Umi tidak perlu khawatir, Neng Mira saya pastikan baik-baik saja." Ucap Herman. Entah mengapa perasaan Bu Sari sebagai seorang ibu merasa tidak enak. Ada perasaan takut dan cemas. Takut terjadi hal buruk. *** Di perjalanan, Iyan dan Mira terlibat banyak percakapan terutama mengenai keluarga Herman Adrian. Pria itu ingin agar Mira d