Pagi tiba, Kiran terbangun dari tidurnya ia melengguh lalu membuka kedua matanya, hal pertama ia lihat adalah plafon kamar.kepalanya sedikit ia dongakan kesamping, sedangkan Kiran dapat melihat lelaki yang tertambat. Mengubah posisinya menjadi duduk, ia menguncir rambutnya asal lalu pergi ke kamar mandi.
Kiranna pov
Disinilah aku menatap tubuh telanjangku didepan cermin .kulit bewarna coklat, rambut yang bergelombang, mancung dan mata yang sayup manik mataku bewarna coklat muda.
"Aku jelek !!! Aku buruk rupa hiks .... pantasan Adit tidak mau menyetujuiku lebih ..." kataku sambil menangis.
aku takut ia selingkuh karena aku mencintainya, kupalingkan diriku dari cermin lalu masuk ke dalam bethup, kurendam tubuhku didalamnya. aroma lily menyeruak di hidung-ku membuat rileks dan tenang. perlahan kupejamkan mataku. apa yang harus kulakukan? kilasan itu, aku terlihat, ia berciuman panas dengan ratna, hatiku sakit.
"Bapak, ibu, kakak, aku ingin bersama kalian ... aku ingin ikut ..." gumamku.
Rasa pusing menyerangku, kututup namun enggan terbuka kembali. tubuhku sedikit demi sedikit mulai tenggelam, dan semua hilang. Aku tak merasakan apapun selain padat itu yang kurasakan.
Adit pov
Aku mulai sadar jika kiran tidak di sampingku. aku ingin menjelaskan semalam, tapi dimana dia? apa dikamar mandi, dengan cepat aku melangkah kekamar mandi kucoba untuk membuka tetapi tidak bisa.
Terkunci , batinku mengatakan.
"Kiran Kiran bukalah ... aku ingin mandi ..." kataku santai tapi tidak ada jawaban
"Kiran ..." panggilku sekali lagi
Namun tak ada jawaban darinya mungkin dia sudah berendam hm
"Aku akan pakai kamar mandi di bawah saja ... '' gumamku ke diri sendiri. Kuambil pakaian yang berserakan di lantai lalu kupakai kembali.
Sesekali aku bersiul menendangkan lagu sambil keluar dari kamar lalu menuruni anak tangga, tapi baru setengah jalan aku bertemu dengan teman Kiran
"Ratna" panggilku kaget.sepagi ini untuk apa dia datang kemari?
"Ah eh Adit ..." ucap ratna malu kulihat ia menunduk, oh getaran itu kenapa ada lagi saat bersamanya,
"Ada apa kesini hm,?hey tegakan wajahmu cantik..."kusentuh dagunya agar melihatku dan kulihat sekelilingku tidak ada siapa-siapa.
"Eh maaf aku datang sepagi ini...aku ingin bertemu dengan kiran... "jawab Ratna
"Oh dia masih mandi...masuklah kekamar well aku ingin mandi apa kamu mau ikut..."godaku, terlihat ia merona
"Ah ti- tidak aku bukan istrimu. yaudah kalau gitu Dit, aku ke kamar Kiran dulu..."jawab Ratna gelalapan.
Cup!!!
Reflek aku mencium bibirnya, kulihat ia terpaku, uuhh wajahnya tambah merona ckckck. bahagianya aku kalau dia yang menjadi istriku!!! Oh apa yang kupikirkan, aku sudah mempunyai Kiran,bodoh kau adit rutukku.
"Apa yang kalian lakukan..." suara Ardi yang sedang memegang secangkir kopi dibawah.
Kulihat Ratna kaget matanya membulat. tanpa berbicara ia langsung pergi meninggalkan aku
"Wow!!!!seru Ardi ''pemandangan yang indah bukan, mencium kekasih seseorang..."kata Ardi santai
"Kau melihatnya..."tanyaku sedikit tegang,
"Iya aku melihatnya, bahkan kamu memandanginya dengan cinta,lepaskan Kiran kalau kau tidak mencintainya.." kata Ardi tegas tak terbantahkan.
"Aku tidak akan melepaskannya...jangan berharap aku akan berpisah dengannya...dia mencintaku..."kataku bangga
"Tapi kamu tidak mencintainya berhati-hatilah karma berlaku..."kata ardi sambil menyesap kopinya dan
Prangg!!gelas yang ia genggam kini sudah pecah, cangkir itu ia sengaja dilempar ke dinding hingga membuatnya hancur lebur,aku sedikit bersekedap dan reflek memundurkan diri. Ardi mempunyai jiwa seperti iblis untuk saat ini.
"Jika kamu membuat hatinya sakit, aku akan membuatmu sama berakhirnya dengan cangkir kopi itu hancur lebur tanpa tersisa..."ucap Ardi dingin dan datar,dengan santai ia melangkah pergi meninggalkanku.aku sedikit tercengang hingga sebuah teriakan membuatku tersadar
"TOLONG!!!Kiran,...'' teriak Ratna dari dalam kamar,aku yang mendengarnya langsung berlari naik ke kamar.
"kenapa...?''tanyaku panik,rasa khawatir mengasaiku.aku langsung mendobrak pintu kamar mandi itu namun tak kunjung terbuka.
''bodoh,minggir!!!" Ardi mendorong tubuhku lalu dengan sekali hentakan kakinya menendang pintu kamar mandi hingga terbuka. Entah dia datang dari mana,setauku tadi ia berjalan santai dibawah.
"Dia tenggelam..."cicit Ratna, kulihat tubuhnya terhuyung jatuh,namun dengan sigap Ardi menangkap tubuhnya.
"Uruslah istrimu,Ratna aku yang urus"Ardi menggendong Ratna menuju sofa kamarku.sedangkan aku, dengan cepat masuk ke kamar mandi lalu kubuka kemejaku untuk membungkus tubuh Kiran di dalam bethup.perlahan aku mengangkatnya menuju kasur tubuhnya pucat dan memberu.
"Kiran kenapa dit...."tanya kakek khawatir
Perlahan kuletakan tubuh polosnya di kasur, kulirik Ardi. sekilas ia melihat Kiran yang hanya tertutup dengan kemejaku, dengan cepat ku tutup tubuhnya dengan selimut tebal.enak saja dia mau liat tubuh montok istriku.Kiran tak terlalu kurus dan juga tidak terlalu gemuk bisa dibilang badannya sedang-sedang saja,namun tubuhnya padat dan berisi.
"Ardi panggilkan dokter cepat...!!!"perintah Arkhan tak terbantahkan,tadinya Arkhan sedang berada di teras rumah bersama ardi,namun saat ia mendengar wanita itu (Ratna) berteriak arkhan segera masuk ke dalam bersama Ardi.
Aku terus menggenggam tangan mungil Kiran, tubuhnya kaku , bibirnya bewarna biru dan wajahnya sangat pucat.
"Maafkan aku bertahanlah demi aku please..."kataku sambil sesekali mencium punggung tangannya.
Author pov
Sedari tadi Adit enggan untuk melepaskan tangannya dari kiran,dadanya sesak melihat isri cantiknya terbaring lemah seperti ini,disudut hatinya ia meneriakan u*****n dan hal bodoh kepada dirinya sendiri.Adit merasakan hembusan nafas yang sangat lemah dari Kiran,ia bingung dan gak tau harus berbuat apa,kecuali menunggu dokter
''Ardi,dokternya mana...''Adit mulai naik pitam Karena dokter yang sedari tadi di telp sang kakak tak kunjung datang.
''sabar, sebentar lagi juga datang...''ujar Ardi sambil duduk di samping Ratna.Adit merasa frustasi melihat istrinya semakin lemah.
Aku menyukaimu Adit...''ucap Ratna dalam hati. tanpa sadar air matanya jatuh namun dengan cepat ia usap kasar sebelum ada yang tau ia menangis.
"Kau menangis demi suami orang hm..."kata ardi sinis, tatapannya tajam seperti elang saat melihat Ratna.
"Bukan urusanmu..."cecar Ratna tanpa melihat Ardi.
"Apa kamu ingin menghancurkan rumah tangga adikku dan tak lain adalah sahabatmu juga"ujar Ardi
"Tidak,aku menyukai Adit sejak pertama kali ketemu,kalau masalah menghancurkan rumah tangganya,"Ratna menjeda ucapannya,matanya melihat Adit sedang mencium Kepala istrinya berkali-kali,awalnya ia ingin menghancurkan rumah tangga mereka, tapi setelah memikirkannya kembali ia tak jadi melakukannya.tapi ia akan buat Adit bertekuk lutut padanya dan mau meninggalkan Kiran tanpa adanya pemaksaan dari dirinya."aku akan membuat Adit meninggalkan Kiran dengan sendirinya.''lanjut Ratna.
"Fuckly..."desis Ardi bernada tak suka ke Ratna.Ardi langsung membuang wajahnya dari Ratna,ia tak mau terlalu menatapnya lebih dadanya terlalu sesak untuk itu.
''permisi ....''suara dokter paruh baya yang baru saja datang.
"Selamat pagi dok,langsung saja pasiennya diperiksa..."kata Ardi tanpa basa basi kepada dokter Barly.
Barly Anggkara Naufal seorang dokter keluarga Arkhan kebetulan juga Barly dan Arkhan berteman baik.
"tolonglah,periksakan cucuku...''pinta Arkan
"Baiklah Khan, aku akan memeriksanya, kalau boleh tau apa yang terjadi..."tanya dokter paruh baya itu sambil memegang pergelangan tangan Kiran guna memeriksa denyut nadinya.
Adit menjawab pertanyaan dokter Barly '' entahlah,aku juga kurang tau om...dia nyaris tenggelam di dalam bethup tadi,kalau temanya tak berteriak ... mungkin--'' suara Adit tercekat ia tak tau apa jadinya kalau Ratna tadi tidak berteriak mengenai Kiran yang pingsan di dalam kamar mandi.
"Baiklah saya akan memeriksa detak jantungnya...'' potong Barly,sang dokter mulai memasangkan tetoskop kedirinya lalu mulai menyingkap selimut tebal yang Kiran kenakan.Adit yang tadinya biasa saja langsung melotot ke dokter itu.
"Bisakah om memeriksanya dari luar selimut saja...tidak perlu dibuka!!!dia istriku..."jawab adit dingin matanya menunjukan ketidak sukaan.
Dokter menghela nafas lalu tersenyum sambil berkata " bagaimana om mau tau kondisi istri kamu,kalau kamunya saja sangat protektif seperti ini.'' akhirnya dokter Barly tidak jadi menyingkap selimut itu dan mulai beringsut jauh, '' istri kamu hanya ngalami gangguan sedikit, batinnya tertekan karena fikiran, hati-hati ini bisa membuat jaringan di dalam hatinya rusak.istrimu mempunyai kelebihan, mungkin itu yang membuatnya sedikit tertekan.'' Simpul dokter Barly setelah melihat kondisi Kiran.
''suruh dia untuk banyak-banyak mengkomsumsi hati hewan agar jaringan hatinya tidak rusak...'' saran om sekaligus dokter itu.
''hati apa om???hati ayam ,hati sapi atau hatiku untuknya...heee''tanya Adit di sela candanya.
''kalau bisa hatimu,silahkan om tidak melarang!!! Barly berkata cuek. ''Khan,aku pergi dulu...hari ini Pram dan mamahnya baru pulang dari milan''lanjut Barly lagi sambil siap-siap untuk pergi keluar.
''ah..sampaikan salamku untuk Ningsih istrimu dan juga Pram...''ujar Arkhan.
Sang dokter itu hanya mengangguk lalu pergi.
"Kau hampir jadi duda dit....''ucap Ardi
''keluarlah...aku malas berdebat...''Adit menyuruh Ardi keluar,ia ingin hanya berdua saja dengan kiran.
Ardi, Ratna dan juga kakek langsung keluar dari kamar itu.
"Maafkan aku kiran....istirahatlah istri cantikku.."bisik Adit sebelum ikut tertidur kembali di samping istrinya.
Flashback
Malam itu, Adit tidak menyentuh Kiran lebih dalam karena batinnya menolak,bukan karena apa!!ia tak mau melakukan hubungan suami istri tanpa adanya cinta,bagi Adit mungkin dengan kecupan dan lainnya akan membuat Kiran bahagia.namun nyatanya kiran tidak seperti itu ia merasa sakit karena Adit tidak mau mengambil haknya sebagai suami.namun Kiran hanya bisa diam saja dan pura-pura tersenyum menikmati.