Dulu, Alya pernah berada di posisi seperti saat ini. Di cintai sebegitu besarnya oleh Galih. Dipuja, dimanja, diperhatikan. Galih selalu bersikap manis padanya selama berpacaran. Namun, ketika mereka menikah cinta Galih perlahan sirna dan kalah oleh hasrat terlarang sang suami. Cinta yang dimiliki Alya untuk Galih bahkan lebih besar. Karena itu ia memilih Galih ketimbang orang tuanya. "Marcel," "Apa...?" Alya menatap dalam Marcello. "Kenapa kau begitu takut? Kenapa kau sangat mencintaiku?" tanyanya. Marcello mengulas senyum, mengecup punggung tangan Alya, lalu mengecup puncak kepala Alya. Pertanyaan Alya membuatnya merasa heran. Kenapa wanita ini harus menanyakan perihal itu lagi. Bukankah sudah ribuan kali ia katakan jika ia sangat mencintainya dan hanya menginginka